Digelari Alumnus Paling Memalukan oleh BEM UGM, Ini Respons Jokowi
Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh pihak untuk menjaga kesopanan dan etika. Hal ini menanggapi kritik Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Jokowi mengatakan kritik yang disampaikan BEM UGM sah sebagai proses demokrasi. Namun, ia memberikan peringatan kepada para mahasiswsa.
"Boleh-boleh saja mengkritik, tetapi perlu saya ingatkan: kita ini ada etika, sopan santun ketimuran," kata Jokowi di Jakarta, Senin (11/12) dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan kritik BEM UGM harus diuji dengan argumentasi berdasarkan fakta. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah survei.
"Juga bisa cek aktivitas Presiden yang lebih sering turun ke lapangan mendengarkan suara masyarakat," kata Ari di Jakarta, Sabtu (9/11).
Ari mengatakan kritik yang disampaikan untuk membangun opini demi kepentingan elektoral juga sah saja dilakukan. Ia mengatakan seluruh masukan, pujian, maupun kritik akan menjadi vitamin Jokowi meningkatkan kinerja.
"Tapi semua opini itu harus diuji dengan argumentasi, fakta, dan bukti," kata Ari yang juga dosen FISIPOL UGM itu.
Sebelumnya, BEM KM UGM mengkritik Jokowi lewat sebuah spanduk berukuran 4x3 meter. Spanduk yang dipasang di utara Bundaran UGM, Yogyakarta itu memuat tulisan "Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan".
Sedangkan gambar dalam spanduk tersebut adalah wajah Jokowi yang terbagi menjadi dua sisi. Sisi pertama adalah Jokowi yang memakai topi petani, sedangkan sisi lain, mantan Wali Kota Solo itu menggunakan mahkota raja.