Deretan Blunder Prabowo Saat Pilpres, Tampang Boyolali hingga Ndasmu

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan pidato politiknya saat konsolidasi relawan Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi) di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/12/2023).
Penulis: Ira Guslina Sufa
18/12/2023, 15.42 WIB

Pernyataan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang menyebut pernyataan ‘ndasmu etik’ mendapat sorotan. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai pernyataan itu mencerminkan ambisi meraih kekuasaan.

Hasto mengatakan, PDIP sangat menyayangkan pernyataan yang dilayangkan oleh Menteri Pertahanan tersebut. Menurut Hasto berdasarkan temuan tim pemenangan nasional Ganjar Pranowo - Mahfud, pernyataan ndasmu etik yang disampaikan Prabowo mendapat reaksi negatif dari masyarakat. 

“Etika ndasmu sangat melukai rakyat Indonesia. Pernyataan Pak Prabowo tsb cermin ambisi kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Ketika etika-moral ditempatkan di bawah kekuasaan, maka sama saja dengan membutakan budi nurani," kata Hasto., Senin (18/12). 

Pernyataan Prabowo tersebut menurut Hasto  juga menunjukkan adanya perbedaan karakter antar capres nomor urut 2 itu dengan Presiden Joko Widodo. Padahal dalam berbagai kesempatan Prabowo mengatakan merupakan perwujudan dari melanjutkan perjuangan Jokowi. 

Sebelumnya Prabowo telah mengklarifikasi pernyataan yang ia ucapkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra pada Jumat (15/12).  Menurut Prabowo pernyataan yang viral di media sosial itu sebenarnya hanyalah candaan di antara keluarga Partai Gerindra. Apalagi kata Prabowo Rakornas merupakan forum tertutup dan terbatas yang diikuti oleh internal kader Gerindra.  

“Itu kan di dalam di antara keluarga ya kan, tetapi biasa orang Indonesia cari-cari, mau dibesar-besarkan. Itu di antara keluarga kita bicara, dan itu kan bicara orang Banyumas biasalah bicara-bicara seperti itu,” kata Prabowo menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela kegiatan kampanyenya di Blitar, Jawa Timur, Minggu (17/12). 

Prabowo pun meminta persoalan itu tidak perlu dibesar-besarkan karena hanya kelakar biasa. Sebelumnya dalam rekaman video yang beredar Prabowo tengah mengomentari isi debat calon presiden (capres) di Komisi Pemilihan Umum yang berlangsung Selasa (12/12). 

Prabowo sendiri sebenarnya bukan kali ini saja menggunakan kata-kata ndasmu. Pernyataan yang sama juga sempat dilontarkan pada masa kampanye pilpres 2019. Sejak Prabowo maju sebagai capres pada pemilu 2014, Prabowo juga kerap mengeluarkan pernyataan yang kemudian menjadi sorotan. 

Deretan Pernyataan Blunder Prabowo Selama Kampanye Pilpres

Prabowo Sindir Target Pertumbuhan Ekonomi Jokowi, 5 % Ndasmu 

Pada musim pemilu 2019, dalam pertemuan di hadapan pendukungnya Prabowo juga pernah menyebut ndasmu saat menyindir program yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo yang kembali maju di pilpres. Saat itu Prabowo menanggapi mengenai target pertumbuhan ekonomi 5% yang disampaikan Jokowi. 

Dalm rekaman yang kembali beredar, Prabowo kemudian mengulang perkataan Jokowi tentang target pertumbuhan ekonomi 5%. Kemudian sambil menghadap pada pendukungnya Prabowo menanggapi pernyataan Jokowi. “5% ndasmu (kepalamu)”

Prabowo Sebut Tampang Boyolali 

Pada pemilu 2019 Prabowo juga viral dan jadi sorotan setelah mengeluarkan pernyataan tampang Boyolali. Pernyataan itu ia sampaikan saat safari politik di Boyolali, Jawa Tengah, pada 30 Oktober lalu. Pernyataan diucapkan Prabowo kepada pendukung yang menghadiri kampanyenya dan merupakan warga Boyolali. 

Saat itu Prabowo mengkritik adanya ketimpangan sosial yang terjadi antara masyarakat kota dan desa selama pemerintahan Jokowi. Ia menyebut masyarakat di desa tak bisa menikmati fasilitas mewah seperti yang banyak ditemukan di kota. Ia menyebut masyarakat desa bahkan tidak bisa menikmati menginap di hotel. “Kalian tidak tampang orang kaya. Tampang kalian ya tampang Boyolali ini. Betul?" tanya Prabowo.

Meski saat itu ucapan Prabowo mendapat gelak tawa dari peserta namun pernyataan itu kemudian ramai disorot lantaran dianggap candaan yang tidak sopan. Pernyataan itu disebut merendahkan martabat suatu masyarakat. Prabowo saat itu telah meminta maaf melalui juru bicaranya, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Prabowo Sindir Profesi Tukang Ojek

Masih pada pilpres 2019, Prabowo juga disorot lantaran ia disebut menyindir profesi tukang ojek saat melakukan kampanye di Jakarta Selatan (21/11/2019). Saat itu ia mengatakan perjalanan karir pemuda setelah lulus SMA akan parkir menjadi tukang ojek. Meski begitu Prabowo berdalih saat itu ia hanya menyebutkan sindiran berdasarkan meme. 

“Ada meme yang menunjukkan bahwa perjalanan karir pemuda Indonesia setelah lulus sekolah dari SD sampai SMA akan menjadi tukang ojek," ujar Prabowo. Saat menyebut bahwa pemuda berakhir sebagai tukang ojek itu, Prabowo kemudian menyinggung banyaknya tukang ojek yang ada saat itu. 

Prabowo Pernah Sebut 99% Rakyat Indonesia Hidup Sulit

Pada Oktober 2018 saat menghadiri kegiatan pertemuan dengan emak-emak relawan pendukung di Bali, Prabowo pernah menyatakan bahwa 99% masyarakat Indonesia hidup pas-pasan dan sulit. Saat itu Prabowo menyebut data itu ia sadur dari Bank Dunia. 

"Kita melihat sekarang adalah keadaan yang saya sebut keadaan paradoks. Keadaan janggal setelah 73 tahun merdeka, yang kaya hanya segelintir saja, dan ini bukan saya karang, bukan angkanya Prabowo Subianto," kata Prabowo di Inna Heritage Hotel, Denpasar, Bali. 

Pernyataan Prabowo itu dikritik lantaran tak sesuai dengan data. Belakangan Bank Dunia  membantah tidak tahu menahu soal data yang disampaikan oleh Prabowo. Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin kemudian membantah data itu dengan mengatakan pernyataan Prabowo sebagai hal yang mustahil. 

Prabowo Tanggapi Rencana Kedubes Australia Pindah ke Yerusalem

Blunder lain yang pernah disampaikan Prabowo berkaitan dengan agenda Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel Shangri-La Jakarta. Saat itu Prabowo mengatakan pendapatnya untuk menyetujui pemindahan Kedutaan Besar Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem. Pernyataan Prabowo saat itu mendapat sorotan lantaran dinilai tidak sejalan dengan dukungan pemerintah Indonesia terhadap Palestina. 

Reporter: Ade Rosman