Pengamat Ungkap Alasan Kubu Anies dan Ganjar Sulit Koalisi di Pilpres

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka (tengah) menyalami capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) dan capres nomor urut satu Anies Baswedan debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Penulis: Ade Rosman
15/1/2024, 15.23 WIB

Pasangan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar belakangan dinilai menunjukkan sikap akur dengan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Pekan lalu saat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengusung Ganjar - Mahfud merayakan HUT ke-21, Anies dan Muhaimin kompak menyampaikan ucapan selamat. Anies bahkan memuji Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai sosok penjaga demokrasi. 

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai wacana koalisi ini sah-sah saja. Apalagi, dengan posisi saat ini paslon 01 dan 03 sama-sama menawarkan narasi berseberangan dengan paslon 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka yang mendapat dukungan partai di pemerintahan. 

“Sebagai semangat untuk untuk memperoleh dukungan tambahan menjelang pemilu 2024. Strategi yang digunakan cukup menarik, apalagi di balik jauhnya ketertinggalan elektabilitas paslon 01 dan 03 dengan 02 versi berbagai lembaga survei,” kata Arifki dalam keterangannya, Senin (15/1).

Kendati demikian, Arifki berpandangan secara akar rumput basis pendukung dari kedua kubu sulit dipertemukan. Ia menyebut secara ideologi dan kepentingan partai pengusung Ganjar dan Anies memiliki perbedaan sikap.

Saat ini pasangan Anies - Muhaimin didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai Nasional Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa. Sedangkan Ganjar - Mahfud didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Perindo dan Hanura. 

Menurut Arifki, kemungkinan akar rumput kedua kubu bisa saja terjadi namun akan sulit untuk terealisasi. Arifki menyebut, kepentingan PKS dan partai-partai pendukung Ganjar di Pemilu 2024 tentu terkait dengan efek ekor jas yang didapatkannya dalam mendukung capres terhadap suara partai. 

Kondisi tersebut akan berbeda jika Pemilu berlangsung dalam dua putaran. Arifki berpandangan, besar kemungkinan partai pengusung Anies dan Ganjar bakal menyebar untuk bernegosiasi dengan paslon yang berkemungkinan menang. 

“Pemilih Anies dan Ganjar tentu punya calon alternatif, jika capres pilihan mereka tidak lolos di putaran pertama. Cukup sulit bagi elite paslon 01 dan 03 untuk memaksa pemilih untuk pindah dukungan, padahal di hati mereka sudah ada pilihan alternatif,” kata Arifki. 

Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan tiga bakal pasangan capres dan cawapres di pilpres 2024. KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Adapun jadwal pemungutan suara dilaksanakan pada 14 Februari 2024.

Reporter: Ade Rosman