Calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto beberapa kali menyinggung dirinya yang diberikan skor rendah oleh capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat. Terbaru, Prabowo menyinggung nilai tersebut saat berkampanye di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (2/2).
Ia awalnya menanyakan arti hilirisasi kepada seorang relawan di atas panggung. Saat mendengarkan jawaban yang dinilai benar dari relawan, Prabowo malah mengungkit nasibnya yang diberikan skor rendah oleh Anies
"Dapat nilai 100, aku hanya dapat nilai 11," kata Prabowo saat berkampanye di Makassar, Jumat (2/2).
Ini bukan pertama kalinya Prabowo membawa-bawa nilai 11 di depan para pendukungnya. Berikut daftar momen ia mengangkat kembali penilaian dari Anies:
1. Kampanye Akbar di Semarang
Saat berkampanye akbar di Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (28/1), Prabowo menyinggung nilai 11 yang diberikan Anies. Di depan pendukungnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku sedih karena menurutnya tak ada guru yang sejahat itu memberikan nilai.
"Saya sedih sekali (saat debat) kemarin dikasih nilai 11 dari 100," kata Prabowo.
Meski demikian, ia mengaku tak ambil pusing atas nilai tersebut. Setelah itu, Prabowo lalu melontarkan kalimat 'andalan' yang muncul dari debat pertama. "Emang gue pikirin. Sorry ye," katanya.
2. Konsolidasi Relawan di Pekanbaru
Saat bertemu relawan di Pekanbaru, Riau, Prabowo juga mengangkat soal rendahnya penilaian Anies. Meski demikian, ia juga mengaku tak mau memikirkan lebih jauh skor tersebut.
"Jawaban saya, jawaban anak Betawi: Kalau dari ente mah emang gue pikirin," katanya di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Selasa (2/1).
Prabowo mengaku enggan ambil pusing soal pernyataan Anies karena menurutnya ia telah mempertaruhkan nyawa untuk bangsa sejak muda.
"Dikasih nilai sekian, emang gue pikirin," katanya.
3. Kampanye di Deli Serdang
Soal penilaian Anies ini juga diangkat Prabowo saat kampanye di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Sabtu (13/1). Saat melihat ramainya relawan yang hadir di Gedung Serba Guna, Prabowo merasa diberikan nilai 100, bukan 11.
"Masyarakat Indonesia tak akan memilih pemimpin yang hanya omong-omong saja," katanya.