PDIP Kritik Pidato Kemenangan Prabowo Sebelum KPU Rilis Data Resmi

ANTARA FOTO/Irfan Anshori/Spt.
Pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD bersama sejumlah pengurus DPP PDI Perjuangan (PDIP) Yasona Laoly, Djarot Saiful Hidayat, dan Arteria Dahlan menyapa warga dan seimpatisan saat usai berziarah ke Makam Presiden Soekarno di Blitar, Jawa Timur, Jumat (3/11/2023). Menurut Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua umum PDIP Megawati Soekarno Putri sengaja mengajak sejumlah Pengurus Pusat PDIP dan pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud berziarah ke makam Presiden Soekarno untuk menjaga trad
Penulis: Ade Rosman
15/2/2024, 17.24 WIB

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi pidato kemenangan yang disampaikan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto. Pidato itu disampaikan Prabowo di Istora Senayan pada Rabu (14/2) berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei yang menempatkan pasangan Prabowo - Gibran Rakabuming Raka dengan kisaran suara 58%. 

Menurut Hasto waktu penyampaian pidato kemenangan itu tidak tepat lantaran Komisi Pemilihan Umum belum mengumumkan hasil resmi. Ia menilai sikap Prabowo menunjukkan dirinya tak memahami tahapan Pemilu.

"Yang melakukan pidato kemenangan, tidak memahami suatu tahapan-tahapan pemilu," kata Hasto kepada wartawan di Gedung High End, Jakarta Pusat, Kamis (15/2).

Hasto mengatakan, menang atau tidaknya dalam Pemilu ditentukan melalui suatu rangkaian tahapan. Kemenangan di pemilihan presiden bukan hanya sekadar berpatokan pada hasil perhitungan cepat atau quick count. Ia meminta masyarakat untuk tetap menunggu hasil resmi KPU. 

"Sehingga mulai hari ini kami menghimbau baik itu media TV untuk fokus dalam perhitungan rekapitulasi KPU, ini seluruh konsentrasi kita di sana," katanya.

Di sisi lain Hasto mengatakan masyarakat perlu terus memantau proses penghitungan suara hingga akhir. Ia pun mengatakan adanya indikasi rekayasa pemilu secara sistematis yang ditunjukkan dengan sejumlah hal. 

"Disampaikan berbagai temuan, baik yang disampaikan melalui para aktivis, para pejuang pembela demokrasi terhadap kecenderungan terjadinya rekayasa pemilu yang terutama dilakukan secara sistematis dari hulu ke hilir," kata Hasto. 

Ia pun mengatakan terdapat kajian terhadap sejumlah pasal di Undang-Undang Pemilu mengenai keterlibatan pejabat negara, di mana dalam UU tersebut bertentangan. Selain itu, ia pun menyoroti rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK), serta beragam intimidasi dan pengerahan aparatur negara.

Berdasarkan sejumlah dugaan kecurangan tersebut, Hasto mengatakan kubunya membentuk tim khusus untuk melakukan audit forensik.

"Tim khusus ini nantinya akan terdiri dari pakar-pakar hukum, pakar IT, kemudian juga demografi, dan setelah itu mereka-mereka yang memang punya pengalaman di dalam mengungkapkan bukti-bukti material," ujar Hasto. 

Prabowo Sampaikan Pidato Kemenangan

Sebelumnya, Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka telah berpidato merespons hasil hitung cepat Pemilihan Presiden 2024. Pidato digelar di depan ribuan pendukung pasangan nomor urut 02 itu di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2).

Di awal pidatonya, Prabowo yang mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru itu menyapa seluruh hadirin serta tokoh yang datang di Istora. Penonton sempat riuh saat mantan Danjen Kopassus itu menyebut nama Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.

Selain itu, Prabowo juga berterima kasih kepada para presiden-presiden RI, termasuk Joko Widodo hingga Megawati Soekarnoputri. Secara khusus, pujian dilontarkan Menteri Pertahanan itu kepada Jokowi.

"Saya sangat kenal beliau, pekerja yang sangat-sangat keras. Tidak ada capeknya," kata Prabowo.

Setelah itu, Prabowo juga mengajak masyarakat untuk akur kembali. Ia berjanji untuk merangkul seluruh unsur dan kekuatan untuk membangun bangsa. Ia menyebut kemenangan pada pemilu 2024 harus menjadi kemenangan untuk seluruh rakyat Indonesia.

Reporter: Ade Rosman