TKN Usulkan Collaborative Farming untuk Program Makan Siang Gratis

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan pidato dalam acara pemantauan hasil hitung cepat atau quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024).
Penulis: Amelia Yesidora
21/2/2024, 20.07 WIB

Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, merumuskan konsep collaborative farming untuk mengurangi anggaran program makan siang gratis dan susu gratis. Dengan konsep ini, pemerintah tidak hanya melibatkan kementerian, namun juga hingga pemerintah daerah desa.

“Dengan pendekatan gotong royong produksi pangan seperti ini, diperkirakan terjadi penghematan hingga 40-50% dari kebutuhan pembiayaan program dari sumber APBN jika hanya melakukan pembelanjaan hilir,” kata Budiman Sudjatmiko dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (21/2).

Berdasar simulasi dan perencanaan dari Dewan Pakar TKN, program makan siang gratis butuh pembiayaan penuh hingga Rp 450 triliun per tahun. Pada tahun pertama, diperkirakan program ini butuh biaya Rp 100-120 triliun. Dengan collaborative farming, alokasi APBN yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 50-60 triliun.

“Angka kebutuhan APBN sebesar itu tentu dapat dialokasikan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran dengan relatif mudah melalui efisiensi anggaran dan peningkatan penerimaan negara,” kata Budiman.

Desa akan diandalkan sebagai basis produksi komoditi dan bahan pangan yang dibutuhkan untuk menyediakan makan siang dan minum susu gratis. Nantinya, Badan Usaha Milik Desa, UMKM, dan koperasi dikonsolidasikan untuk menyusun rantai pasok khusus penyediaan bahan pangan.

Di sisi lain, industri besar pangan nasional bisa mendorong peningkatan kualitas, produktivitas, serta penerapan teknologi pertanian, sehingga limpahan produksi yang dihasilkan dapat dinikmati oleh industri pangan tersebut secara efektif dan efisien.

Pelaksanaan program ini, kata Budiman, tidak hanya melalui pendekatan pembelanjaan hilir alias langsung belanja makanan tanpa menyiapkan sumber bahan pangan serta mengandalkan APBN. Ia ingin program ini bisa berdampak ke pertumbuhan dan kemandirian ekonomi nasional.

Sebagai gambaran, mengacu komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna, program makan siang gratis membutuhkan komposisi per tahun sebagai berikut: 6,7 juta ton beras, 1,2 juta ton daging ayam , dan 500 ribu ton daging sapi. Lalu 1 juta ton daging ikan, berbagai sayur mayur dan buah-buahan, hingga 4 juta kiloliter susu sapi segar.

Oleh sebab itu, TKN bakal mengikutsertakan sekira 74.961 desa di seluruh Indonesia. Dari angka itu, 10 ribu desa bakal dilibatkan memproduksi padi, 20 ribu desa membangun peternakan ayam pedaging dan petelur, penggemukan sapi, serta usaha sapi perah.

Kemudian, akan ada 2 ribu desa nelayan untuk menyediakan ikan segar, serta ribuan desa lainnya untuk dilibatkan untuk pemenuhan kebutuhan sayur mayur, buah-buahan, hingga bumbu masak.

Pemerintah pusat juga akan terlibat dalam program ini. Budiman bilang ada opsi membentuk kementerian baru untuk program tersebut, namun ada pertimbangan juga untuk menggunakan kementerian koordinator yang sudah ada.

Beberapa kementerian yang akan terlibat antara lain:

  1. Kementerian Pertanian
  2. Kementerian Desa
  3. Kementerian UMKM Koperasi
  4. Kementerian Kesehatan
  5. Kementerian Pendidikan
Reporter: Amelia Yesidora