Viral di media sosial fenomena munculnya gunung di tengah tengah persawahan di Grobogan, Jawa Tengah. Gunung tersebut dilaporkan muncul tak lama pasca gempa bumi di Bawean, Gresik, Jawa Timur pada Jumat (22/3).
Fenomena tersebut diunggah di akun TikTok @GEPREK KEN. Pengunggah video menarasikan bahwa sebuah gunung api aktif muncul di tengah-tengah persawahan. Dia mengatakan tinggi gunung sekitar 15-20 meter.
Kemudian ia mendekati gunung tersebut dan mendaki hingga ke puncak. “Puncaknya itu terdapat sebuah kawah. Kawah gunung ini masih aktif mengelarkan suara gemblegar yang menyemburkan lumpur,” ujarnya dikutip Selasa (26/3).
Pada video juga ditunjukkan puncak dari gunung tersebut yang meletup mengeluarkan lumpur pekat.
Badan Geologi: Fenomena Biasa
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan bahwa gunung yang tengah viral tersebut merupakan gunung lumpur atau mud volcano. Dia menjelaskan gunung tersebut merupakan fenomena Bledug Kramesan yang merupakan hal yang biasa terjadi.
“Bledug ini adalah material dari mud diapir yang lolos ke permukaan melalui rekahan-rekahan maupun struktur sesar,” ujarnya dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM.
Selain itu ada juga fenomena Bledug Kuwu yang hanya berjarak 3,4 kilometer dari Bledug Kramesan. Wafid mengatakan, area terjadinya Bledug Kramesan dan Bledug Kuwu pada umur Paleogen adalah termasuk dalam Pati Through yang memungkinkan diendapkannya sedimen secara cepat dan tebal.
Dan secara fisiografi termasuk pada antiklinorium Zona Rembang yang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk antiklinorium yang memanjang ke arah Barat - Timur, dari Kota Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban sampai Pulau Madura.
“Batuan yang diendapkan pada zona ini setelah mengalami burial dan kompresi akan membentuk mud diapir yang terdiri atas material halus unconsolidated. Dimana material halus tersebut dapat lolos ke permukaan melalui rekahan-rekahan dan struktur geologi yang ada,”ujarnya.
Wafid menambahkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya mud diapir antara lain, amblesan, kecepatan pengendapan, lapisan plastis, overpressure dan under-compacted, potensi hidrokarbon, produksi air diagenetic,tektonik kompresi dan gradient panas bumi.
“Secara struktur geologi bledug terletak pada area yang tidak padat patahan dan kelurusan karena sifatnya yang plastis. Sehingga pada daerah mud diapir tidak terindikasi adanya kelurusan patahan, namun terdapat struktur geologi berupa antiklin dengan sumbu relatif Barat Daya-Timur Laut,” ujarnya.
Pengaruh kegempaan, seperti gempat di Bawean, Gresik, Jawa Timur, terhadap mud diapir dan mud volcano adalah adanya kemungkinan untuk terbukanya rekahan-rekahan yang dilewati oleh material lumpur.
Dengan terbukanya rekahan-rekahan tersebut material mud diapir akan mengalami pergerakan naik dan ada penambahan debit material.
Namun dengan adanya kompresi dan tekanan tektonik pada area tersebut akan terjadi titik kesetimbangan seperti pada saat sebelum momen kegempaan terjadi.
Adapun aktivitas dari semburan lumpur yang meningkat pasca terjadinya gempa di Bawean pada tanggal 22 Maret 2024 dengan skala 6.5 SR diduga dapat menyebabkan hal-hal berikut:
- Sistem migrasi hidrokarbon maupun lumpur menjadi lebih aktif karena adanya bukaan berupa rekahan maupun patahan sebagai akibat adanya gempa dangkal ini;
- Gejolak lumpur di daerah sekitar Bledug Kuwu dan Bledug Kramesan menemukan jalannya untuk keluar melewati rekahan yang terbentuk akibat gempa tersebut.
“Fenomena terjadinya Bledug Kramesan di daerah Grobogan bukanlah suatu fenomena yang luar biasa. Apalagi tidak jauh dari Bledug Kramesan terdapat Bledug Kuwu yang secara umum sudah diketahui oleh publik sebagai fenomena mud volcano yang sudah berlangsung selama puluhan tahun,” kata Wafid.