Kebakaran yang dipicu ledakan di gudang peluru milik TNI di Kodam Jaya, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat akhirnya berhasil dipadamkan pada Minggu (31/3) pukul 03.45 WIB. Petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta menggunakan dua robot untuk membantu proses pemadaman kebakaran.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan., pihaknya menurunkan dua robot khusus untuk memadamkan api di lokasi ledakan Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya, Ciangsana, Bogor, Jawa Barat. Kedua robot ini bertugas menyisir lokasi gudang yang terdampak kebakaran.
"Robot itu membaca lokasi itu masih ada titik apinya atau tidak? titik panasnya masih ada enggak? Kalau enggak ada berarti kita lihat keterangan, berarti sudah aman," kata Satriadi pada Minggu (31/3), seperti dikutip dari Antara.
Satriadi melanjutkan, dua unit robotik yang dikendalikan oleh petugas dari jarak 200 meter untuk mendeteksi titik api. Jika di wilayah yang dideteksi tersebut tidak ada titik api, maka petugas akan masuk untuk melakukan pendinginan dengan teknik khusus. Sebaliknya jika robot tersebut mendeteksi titik api, maka robot itu akan melakukan pemadaman dengan menggunakan spray khusus.
Robot Pemadam Sempat Dikritik Tak Bermanfaat
Dua robot yang digunakan dalam proses pemadaman kebakaran gudang peluru tersebut adalah tipe robot Dok-Ing MVP-5 U3 dan robot LUF 60. Pembelian robot senilai puluhan miliar rupiah ini sempat dikritik DPRD karena minim manfaat.
Mengutip berbagai sumber, Robot Dok-Ing MVP-5 U3 digunakan untuk mengatasi kebakaran di area berbahaya seperti SPBU, kilang minyak, atau pabrik kimia. Robot seharga Rp 37,4 miliar ini tahan api dan ledakan, serta dapat diopersionalkan dengan jarak maksimal 1,5 km.
Robot tersebut juga memiliki kapasitas tanki hingga 2.500 liter air dan 500 liter busa, serta dilengkapi penarik beban untuk membersihkan puing-puing.
Sementara robot LUF 60 yang dibeli dengin harga Rp 8 miliar hanya bisa dikendalikan dari jarak hingga 300 meter. Robot tersebut ukurannya kecil sehingga dapat digunakan di area yang sempit, termasuk untuk mengatasi jika kebaran terjadi di terowongan seperti milik MRT Jakarta.
Robot ini juga tidak memiliki tanki air sehigga harus menggunakan sumber air di lokasi.