Gempa bumi dengan magnitudo 6,2 mengguncang Garut pada Sabtu (27/4) sekitar pukul 23.29 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mulanya merilis kekuatan gempa adalah magnitudo 6,5.
Gempa dengan kedalaman 70 kilometer di 8,42 lintang selatan dan 107,26 bujur timur terasa di hampir sebagian wilayah Jawa bagian barat, termasuk Jakarta, dan Banten. Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, titik episentrum gempa berada 156 kilometer sebelah barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“Gempa Jabar M 6,2 tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring Tide Gauge BIG di Pantai Tasikmalaya dan Cilacap tidak menunjukkan adanya anomali muka laut alias normal-normal saja,” ujar Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Daryono seperti dikutip dari akun X miliknya, Minggu (28/4).
Daryono menjelaskan merujuk lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah. Gempa itu dipicu adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa barat.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik,” kata Daryono.
Selain itu Daryono mengatakan gempa magnitudo 6,2 bukan gempa megathrust (di bidang kontak). Menurut dia gempa terjadi akibat pecahnya batuan dalam lempeng Indo-Australia (intraslab earthquake).
Daryono mengatakan masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan gempa susulan. “Hingga pukul 5.37 WIB pagi ini, hanya satu gempa susulan (aftershock),” ujarnya.
Dampak Gempa Garut Magnitudo 6,2
Lebih jauh Daryono menjelaskan dampak gempa selatan Jabar: Cianjur Selatan IV-V MMI, Sukabumi, Tasikmalaya IV MMI, Bandung, Garut, Sumedang III-IV MMI. Gempa juga dirasakan Pandeglang, Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap III MMI, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek II MMI.
Setelah terjadinya gempa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, melakukan pemantauan seluruh daerah untuk mengetahui dampak terhadap masyarakat. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh mengatakan telah menurunkan tim untuk memastikan perkembangan di daerah pascagempa bumi tersebut.
Selain jajaran BPBD Garut, Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut juga melakukan pemantauan langsung situasi dan kondisi air laut dan aktivitas masyarakat di pesisir pantai. Namun tidak ditemukan adanya aktvitas tak biasa di permukaan laut.
Adapun sejumlah video yang beredar di sosial media menunjukkan gempa mengakibatkan beberapa rumah dan fasilitas publik rusak. Salah satunya adalah gedung pramuka Kabupaten Tasikmalaya yang rusak di bagian plafon. Adapun sejumlah rumah warga juga terlihat retak dan ada pula yang atapnya runtuh.