DKI Jakarta merayakan hari ulang tahun atau HUT Ke-497 pada hari ini, Sabtu (22/6). Ondel-ondel, tanjidor, hingga aksi para jawara Betawi memeriahkan acara puncak HUT Jakarta yang digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sosok boneka besar ini selalu muncul sepasang yakni laki-laki atau disebut juga abang dan perempuan atau none. Sosok abang, ujar pembawa acara, memiliki topeng atau kedok berwarna merah dan berada di sebelah kanan ondel-ondel perempuan.
"(Kedok) Abang berwarna merah, none berwarna putih. Posisi abang di sebelah kanan, none di sebelah kiri," kata pembawa acara dan hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam laman resmi Kementerian Kebudayaan.
Sejarah ondel-ondel yang kini menjadi salah satu ikon Jakarta itu juga dikisahkan. Boneka ini awalnya dibuat sebagai pengusir wabah penyakit. Karena itu, wajahnya dibuat sedikit seram.
Iringan ondel-ondel bukan satu-satunya pertunjukan di acara puncak HUT Ke-497 Jakarta yang dihadiri antara lain Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, jajaran TNI, Polri dan pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
Pertunjukan budaya Betawi lainnya yang dihadirkan antara lain iringan musik tanjidor dan arakan kembang kelapa yang merefleksikan harapan orang Betawi bermanfaat bagi orang banyak. Ada pula para jawara Betawi serta abang dan none Jakarta turut memeriahkan acara.
Para jawara mengenakan busana khas mereka yakni pangsi, sementara abang dan none mengenakan sejumlah busana khas Betawi antara lain baju sadariah, kebaya encim, baju demang, baju rias gede serta baju rias bakal.
Pertunjukan budaya ini berlangsung setelah upacara HUT Jakarta. Upacara dimulai dengan defile pasukan upacara yang diiringi oleh Korps Musik Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta
Maudy Koesnaedi, Alya Rohali dan Valerina Daniel membacakan sejarah singkat Jakarta yang divisualisasikan dengan tari kolosal persembahan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang bertindak sebagai inspektur upacara mengemukakan Jakarta sebagai sebuah kota telah melalui perjalanan sejarah yang panjang, dimulai dari pelabuhan kecil bernama Sunda Kelapa hingga menjadi Ibu Kota Indonesia.
Jakarta menjadi tujuan para pendatang untuk meraih peluang dan mewujudkan mimpi atas kehidupan yang lebih baik. "Tekad untuk meraih asa itulah yang mendorong Jakarta terus tumbuh dan berkembang mencapai potensi terbaiknya dalam mewujudkan kesejahteraan warga," kata dia.