Menteri Muhadjir Usul Kampus Swasta Tarik Biaya Mahal untuk Wisuda

ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom.
Menko PMK Muhadjir Effendy (kedua kiri) memberikan bingkisan kepada pegawai saat silaturahmi Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
2/7/2024, 15.33 WIB

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengusulkan perguruan tinggi terutama perguruan tinggi swasta mematok biaya tinggi untuk wisuda. Menurutnya, hal ini menjadi cara kampus mencari pemasukan.

Hal itu diungkapkan Muhadjir saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI dengan sejumlah mantan Menteri Pendidikan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7). Rapat tersebut membahas soal pembiayaan sektor pendidikan.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla itu beranggapan, orang tua mahasiswa tak akan keberatan untuk membayar tinggi saat wisuda anaknya.

"Wisuda itu tarik yang tinggi, enggak ada orang akan protes walaupun mahal. Bayar berapapun dikasih karena (orang tua) gembira anaknya wisuda," kata Muhadjir dalam rapat.

Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir meminta perguruan tinggi, terutama kampus negeri mengubah pola pikir. Ia ingin perguruan tinggi milik pemerintah tak hanya berpikir untuk belanja saja.

"Tidak mudah. Saya berani ngomong begini karena pernah menjadi rektor," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

WISUDA LURING DI UGM (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/tom.)

Selain Muhadjir, dalam RDPU itu juga turut hadir Muhammad Nuh, dan Muhammad Nasir. Sedangkan Bambang Sudibyo dan Anies Baswedan tak hadir lantaran tengah berada di luar negeri.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengatakan, panja pembiayaan pendidikan dibuat lantaran isu-isu yang ramai belakangan, termasuk naiknya biaya perguruan tinggi.

Dede mengatakan, pada RDPU kali ini agar melihat pandangan dari para mantan Menteri Pendidikan. "Agenda hari ini adalah pandangan terhadap arah kebijakan pendjdikan nasional saat ini dan ke depan," katanya.

Reporter: Ade Rosman