Israel Gencarkan Serangan ke Lebanon di Tengah Desakan Gencatan Senjata

ANTARA FOTO/REUTERS/Aziz Taher/aww/cf
Ilustrasi bendera lebanon
Penulis: Agustiyanti
20/9/2024, 08.08 WIB

Pesawat tempur Israel gencar melancarkan serangan ke Lebanon Selatan pada Kamis malam (19/9) di tengah seruan negara-negara Barat untuk menahan diri. Inggris menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, sedangkan Amerika Serikat mendesak untuk mencapai solusi diplomatik. 

"AS takut dan khawatir tentang potensi eskalasi," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/9). 

Serangan hebat ini menyusul serangan-serangan radio dan pager Hizbullah pada awal pekan ini yang dikaitkan oleh Lebanon dan Hizbullah dengan Israel. Serangan tersebut menewaskan 37 orang dan melukai sekitar 3.000 orang di Lebanon.

Dalam operasi Kamis malam (19/9), militer Israel mengatakan jet-jet tempurnya selama dua jam menghantam ratusan laras peluncur roket ganda di Lebanon selatan yang akan segera ditembakkan ke Israel.

Kantor berita Lebanon menyebut, pengeboman itu mencakup lebih dari 52 serangan di Lebanon selatan setelah pukul 9 malam waktu setempat. Tiga sumber keamanan Lebanon mengatakan ini adalah serangan udara terberat sejak konflik dimulai pada Oktober. Namun, belum  ada laporan langsung tentang korban.

Militer Israel bersumpah untuk terus menyerang Hizbullah dan mengatakan serangannya sepanjang Kamis menghantam sekitar 100 peluncur roket ditambah target-target lain di Lebanon selatan.

Dalam pidato di TV pada Kamis (19/9), pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan ledakan perangkat pada hari Selasa dan Rabu melewati semua batasan. Ia menyebut serangan tersebut dapat dianggap sebagai kejahatan perang atau deklarasi perang.

"Musuh telah melampaui semua kendali, hukum, dan moral," katanya.

Israel belum mengomentari secara langsung ledakan pager dan radio, yang menurut sumber keamanan kemungkinan dilakukan oleh badan mata-mata Mossad. Mereka memiliki sejarah panjang dalam melakukan serangan canggih di tanah asing.

Misi Lebanon untuk PBB mengatakan dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Israel bertanggung jawab atas peledakan perangkat tersebut. Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang akan bertemu pada hari Jumat untuk membahas ledakan tersebut. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati meminta Dewan Keamanan untuk mengambil sikap tegas guna menghentikan agresi dan perang teknologi Israel.

Saat siaran Nasrallah disiarkan, ledakan sonik yang memekakkan telinga dari pesawat tempur Israel mengguncang Beirut. Suara tersebut  sudah biasa dalam beberapa bulan terakhir tetapi menjadi lebih penting karena ancaman perang habis-habisan meningkat.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel akan terus melakukan aksi militer terhadap Hizbullah.

"Dalam fase baru perang ini ada peluang yang signifikan tetapi juga risiko yang signifikan. Hizbullah merasa bahwa mereka sedang dianiaya dan serangkaian aksi militer akan terus berlanjut," kata Gallant dalam sebuah pernyataan.

"Tujuan kami adalah untuk memastikan kembalinya masyarakat utara Israel ke rumah mereka dengan aman. Seiring berjalannya waktu, Hizbullah akan membayar harga yang semakin mahal," kata Gallant.