Kondisi Timur Tengah masih terus memanas. Iran mengancam akan melancarkan serangan yang lebih merusak ke Israel jika negara tersebut membalas serangan rudal beberapa hari lalu.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyatakan peluncurkan ratusan rudal balistik ke wilayah Israel pada 1 Oktober merupakan aksi perlindungan diri dan balasan atas pembunuhan beberapa pemimpin kelompok bersenjata yang terafiliasi dengan Iran.
"Iran telah menjalankan 'hak pembelaan diri' terhadap Israel, dan tindakan tersebut dianggap selesai kecuali rezim Israel memutuskan untuk membalas lebih lanjut," kata Abbas Araqchi dalam sebuah unggahan di media sosial X pada Rabu (2/10).
Para pimpinan milisi yang dimaksud yakni Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah dan Komandan Garda Revolusi Iran Abbas Nilforoshan yang terbunuh di Beirut, Lebanon pada akhir pekan lalu. Iran juga merujuk pembunuhan kepada Pemimpin Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran pada Juli lalu.
Kendati Israel belum mengakui keterlibatannya dalam kematian Haniyeh, banyak pihak meyakini negara tersebut merupakan pihak yang paling bertanggung jawab.
Araqchi mengatakan serangan ratusan rudal ke Israel merupakan langkah yang diambil setelah upaya kesabaran untuk memberikan ruang bagi gencatan senjata di Jalur Gaza.
Araqchi menambahkan bahwa peluncuran ratusan rudal ke Israel adalah langkah yang diambil setelah Iran menunjukkan kesabaran dalam upaya memberikan ruang gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Dalam skenario tersebut, respons kami akan lebih kuat dan lebih dahsyat,” ujar Araqchi, sebagaimana diberitakan oleh Reuters pada Kamis (3/10).
Targetkan Kilang Minyak Iran
Israel disebut-sebut akan membalas serangan Iran dengan menargetkan kilang minyak sebagai sasaran utama. Mengutip situs berita daring Amerika Serikat (AS), Axios yang dilaporkan The Guardian pada Rabu (2/10), pejabat Israel tengah mempertimbangkan opsi serangan balasan ke fasilitas produksi minyak dan lokasi strategis di Iran.
Pejabat Israel juga disebut sedang berunding dengan AS tentang bagaimana menyesuaikan respons militer mereka terhadap serangan Iran. Mereka pun menghitung potensi serangan balasan Israel ke Iran dapat mendekatkan Timur Tengah kepada situasi perang regional.
Anggota legislatif AS, Senator Lindsey Graham dari Carolina Selatan mendukung serangan Israel terhadap produksi minyak Iran. Dia mengatakan bakal mendorong pemerintahan Joe Biden untuk mengoordinasikan serangan balasan dengan pihak Israel, dimulai dengan melumpuhkan kemampuan Iran pada sektor penyulingan minyak.
Selain itu, Israel juga diisukan menargetkan fasilitas nuklir Iran sebagai sasaran serangan balasan. Wacana tersebut memicu tanggapan dari Presiden AS Joe Biden. Dia menegaskan AS tidak akan mendukung serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Ketika ditanya apakah dia akan mendukung Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, Biden mengatakan kepada wartawan, "Jawabannya adalah tidak," kata Biden pada Kamis (3/10).