Prabowo Kumpulkan Menteri, Beri Arahan Sebelum Kunker Luar Negeri Dua Pekan
Presiden Prabowo Subianto menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (6/11). Sidang digelar sebelum Prabowo menjalani lawatan dinas ke luar negeri selama dua pekan ke depan yakni pada 8 hingga 24 November 2024.
Dalam arahan sidang kabinet, Prabowo mengatakan kepada seluruh anggota Kabinet Merah Putih bahwa dirinya bakal bertolak ke sejumlah negara untuk menghadiri undangan konferensi tingkat tinggi (KTT) Asia-Pasific Economic Coorperation (APEC) di Peru pada 14-15 November.
Selain itu, Prabowo juga dijadwalkan hadir di KTT G20 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil pada 18-19 November. "Juga ada undangan kunjungan kenegaraan ke Pemerintah Cina, kunjungan kehormatan ke Amerika Serikat, dan kunjungan kerja ke Inggris untuk menjumpai Perdana Menteri Inggris," kata Prabowo.
Prabowo menyatakan dirinya juga mendapat undangan untuk bertemu dengan anggota negara G7 dalam waktu dekat. Dia menyikapi undangan tersebut sebagai suatu kehormatan karena Indonesia dianggap pantas untuk duduk di forum negara-negara G7.
Prabowo menyatakan bahwa keikutsertaan dalam forum atau pertemuan dengan negara-negara G7 memiliki nilai strategis. Menurutnya, Indonesia perlu terlibat aktif dalam percakapan global yang melibatkan negara-negara berpengaruh dalam ekonomi dunia. Negara-negara G7 mencakup Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang.
"Jadi hal-hal ini tidak bisa saya hindari karena semua punya nilai strategis, juga berhubungan juga dengan keadaan ekonomi bangsa, karena kita harus berunding," ujarnya.
Prabowo berpesan kepada para menteri dan kepala lembaga Kabinet Merah Putih agar tidak ragu menghubunginya untuk meminta arahan, meskipun ia tengah berada di luar negeri.
"Saudara boleh telepon langsung, kita tinggalkan sekarang yang terlalu protokoler, terlalu feodal. Kita ini adalah kolega, mengabdi ke rakyat," ujar Prabowo.
Meski begitu, Prabowo tetap mengingatkan bahwa meskipun teknologi komunikasi telepon dapat mempercepat kerja dan koordinasi, penggunaannya tetap perlu mempertimbangkan aspek keamanan.
"Tentunya hal yang rawan tidak perlu lewat telepon ya kan. Ini zaman modern, banyak telinga yang ingin dengar," kata Prabowo.