Cegah Molor, Pemerintah Minta RITS Kirim Proposal Transisi Bayar Tol Tanpa Setop

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/rwa.
Pengendara mobil menempelkan kartu elektronik untuk pembayaran tol di Gerbang Tol Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/6/2022).
19/11/2024, 10.11 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum meminta PT Roatex Indonesia Toll System agar segera mengirimkan proposal penyesuaian masa transisi sistem pembayaran nontunai nirsentuh berbasis multi lane free flow atau MLFF.

Proposal tersebut dibutuhkan agar implementasi uji coba terbuka MLFF di Tol Bali Mandara dapat digelar tepat waktu pada bulan depan.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU Triono Junoasmono mengatakan pemerintah telah menyampaikan posisinya terkait masa transisi tersebut. PU kini menunggu RITS untuk menyerahkan rencana transisi MLFF yang telah menyesuaikan keinginan pemerintah.

"RITS belum menyampaikan konsep transisi versi mereka ke kami. Harusnya proposal penyesuaian masa transisi tersebut sudah kami terima beberapa waktu yang lalu agar uji coba Desember 2024 berjalan," kata Triono kepada Katadata.co.id, Senin (18/11).

Triono menjelaskan konsep transisi yang dimaksud tidak sesederhana penggunaan palang. Pemerintah meminta RITS untuk menyambungkan konsep penggunaan palang dengan sistem MLFF yang telah disediakan saat ini.

Sistem MLFF membuat transaksi di gerbang tol dengan kartu uang elektronik diganti dengan aplikasi Cantas yang terhubung dengan dompet elektronik di gawai pengguna jalan tol. Sistem posisi global atau GPS dalam gawai pengguna jalan tol akan direkam oleh satelit dalam penentuan tarif.

Sistem yang ditawarkan RITS menggunakan teknologi sistem navigasi satelit global atau global navigation satellite system atau GNSS. Teknologi GNSS akan menentukan lokasi pengguna jalan tol bersamaan dengan proses map-matching di sistem utama RITS.

Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif dan menarik saldo pengguna jalan tol melalui Cantas. Fungsi gerbang tol dalam sistem MLFF akan digantikan dengan gantri yang akan menangkap gambar kendaraan pengguna tol melalui kamera.

Direktur RITS Renaldi Utomo mengatakan RITS telah memperhitungkan masa transisi dalam implementasi MLFF di dalam negeri. Namun masa transisi yang dimaksud tidak menggunakan palang pada gerbang tol.

Renaldi mengatakan, lama masa transisi akan menentukan biaya tambahan pada investasi sistem transaksi tersebut. Seluruh investasi proyek MLFF berasal dari Hungaria yang mencapai Rp 4,49 triliun.

"Sekarang pemerintah meminta sistem MLFF tetap memakai palang di gerbang tol selama masa transisi, itu ada implikasi biaya yang harus dikeluarkan," kata Renaldi di Kempinski Grand Ballroom, Rabu (6/11).

Renaldi berharap masa transisi MLFF hanya berlangsung enam bulan, tetapi tidak dapat memaksakan masa transisi kepada pemerintah. RITS akan kompromi jika masa transisi MLFF diperpanjang menjadi 1,5 tahun. Namun, Renaldi mengingatkan pemerintah waktu transisi akan berimplikasi pada penambahan biaya.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Miftachul Munir sebelumnya mengatakan, masa transisi sistem MLFF berlangsung selama tiga tahun hingga 2027. Ia menjadwalkan implementasi sistem tersebut secara penuh mulai 2027.

Saat masa transisi, BPJT akan menambah ruas tol yang menggunakan secara bertahap MLFF. Munir menilai, sistem transisi diperlukan untuk meminimalisasi potensi pelanggaran hukum karena pengguna jalan tidak membayar tarif tol.

"Kepercayaan investor harus dijaga. Maka dari itu kami akan menggunakan sistem transisi yang menggunakan single lane free flow dan gerbang tol," katanya.

Reporter: Andi M. Arief