Fadli Zon Ungkap Rencana Pemerintah Perbaharui Catatan Sejarah Indonesia

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU
Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Penulis: Ira Guslina Sufa
15/12/2024, 16.19 WIB

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan rencana pemerintah untuk merevisi catatan sejarah Indonesia. Gagasan itu disampaikan Fadli usai  menggelar pertemuan dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Bandung, Sabtu (14/12). 

"Catatan sejarah Indonesia akan diperbaharui berdasarkan hasil kajian para ahli sejarah. Kita akan segera menulis updated version atau revisi penambahan di buku sejarah kita dalam rangka 80 Tahun Indonesia Merdeka," kata Fadli seperti dikutip Minggu (15/12). 

Menurut Fadli, revisi akan dilakukan pada berbagai babak sejarah Indonesia. Ia mencontohkan, revisi sejarah zaman prasejarah akan merujuk penelitian terbaru yang menunjukkan sejarah peradaban di kawasan Indonesia ternyata lebih tua. Ia mencontohkan penelitian terbaru dalam prasejarah dengan ditemukannya Gua Leang-Leang Maros yang semula diduga berusia 5.000 tahun ternyata sudah berusia 40.000-52.000 tahun. 

“Itu kan harus ditambahkan. Kalau tidak ada yang baru ya kita teruskan," ujar Fadli.

Ketua Umum Masyarakat Sejarah Indonesia, Agus Mulyana, menjelaskan revisi sejarah yang dimaksud tersebut adalah terkait data dan temuan dari penelitian sejarah atau arkeologi terbaru untuk memberikan energi positif pada bangsa khususnya kepercayaan diri. Menurut Agus, selama ini seringkali terdapat ketidakpercayaan diri dari segi kesejarahan lantaran ada kesan bangsa Indonesia adalah bangsa baru. 

“Padahal sesungguhnya menurut hasil penelitian peninggalan sejarah, masa prasejarah kita sudah jauh lebih lama, lebih ke belakang dibanding dengan negara-negara lain yang kita kenal misalnya Mesir, terus negara-negara di Eropa, nah di situ yang perlu updating," ucap Agus.

Agus yang merupakan Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI mengatakan pembaharuan catatan sejarah itu juga akan menyasar masa kolonial di kawasan Indonesia termasuk soal lamanya kawasan Indonesia dijajah. Ia menyebutkan, berdasarkan sejarah tidak semua daerah di Indonesia dijajah selama 350 tahun. Ia menyebutkan, kekuasaan VOC atau Belanda di Indonesia berproses.

“Aceh saja, ini contoh, tahun 1920-an bahkan tahun 1930-an Aceh itu belum ditaklukkan, artinya tidak dijajah. Ini saya kira perlu interpretasi ulang juga, bahwa kita ini bukan bangsa yang kalah," ujar Agus.

Agus menyebutkan bahwa revisi sejarah juga akan dilakukan dengan menyasar periodisasi sejarah sampai masa reformasi.   Ia mencatat terdapat 10 periodisasi sejarah di Indonesia.