Gugum Ridho jadi Ketum Partai Bulan Bintang, Bidik Anak Muda di Pemilu 2029
Gugum Ridho Putra terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (PBB) periode 2025–2030. Ia terpilih mengalahkan Afriansyah Noor pada Muktamar VI yang berlangsung di Denpasar, Bali.
"Saya telah menerima dan berkomitmen untuk memegang posisi jabatan sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PBB," kata Gugum Ridho di Denpasar, seperti dikutip Kamis (16/1).
Mulanya terdapat empat nama calon ketua umum lain yang bertarung di Muktamar VI yakni Afriansyah Noor, Jurhum Lantong, Fahri Bachmid, dan Hilman Indra. Namun, hanya Gugum dan Afriansyah Noor yang memenuhi syarat 25% dari total 551 peserta yang memiliki hak suara.
Gugum dan Afriansyah kemudian maju tahap berikutnya dalam pemilihan yang dipilih oleh perwakilan dewan pimpinan wilayah (DPW), dewan pimpinan cabang (DPC), badan otonom, DPP, Mahkamah Partai, dan Majelis Syuro. Gugum merupakan Ketua Mahkamah PBB sekaligus keponakan pendiri dan sesepuh PBB Yusril Ihza Mahendra yang sudah mengundurkan diri sebagai ketua umum pada Mei 2024.
Adapun pesaingnya Afriansyah Noor adalah mantan Sekretaris Jenderal DPP PBB. Dari pemilihan, Gugum mengantongi 398 suara dan Afriansyah mengoleksi 134 suara dari total suara sebanyak 532 suara.
Bidik Pemilih Muda di Pemilu 2029
Dalam pidato politiknya, politikus muda kelahiran 1988 itu mengapresiasi partisipasi peserta muktamar yang menyalurkan hak suaranya untuk memilih pucuk pimpinan partai berlambang bulan sabit dan bintang itu. Setelah terpilih, Gugum kemudian mengajak seluruh insan partai tersebut untuk melakukan konsolidasi guna merebut kursi wakil rakyat pada Pemilu 2029 dan tak ada lagi kubu-kubu di internal partai.
Untuk pemilu 2029, Gugum menargetkan PBB bisa kembali berjaya dengan membidik pemilih muda. "Sekarang demografi pemilih sudah berubah 70% itu milenial dan Gen Z. Mereka masa depan kepemimpinan politik," kata Gugum.
Ia juga mengatakan perlu ada perubahan kaderisasi, utamanya lebih banyak anak muda. Caranya adalah membuat program yang dapat menggaet anak muda dengan pengemasan yang berbeda dan sesuai tren anak muda. Asalkan nilai Islam yang dibangun para pendahulu Masyumi dapat diterima baik generasi muda.
"Masyumi itu inspirasi terbesar kami, tetapi era sudah jauh sekali. Sebagai realitas sejarah itu tidak bisa dilupakan, hanya pengemasan saja nanti," katanya.
Upaya menggaet generasi muda dilakukan agar partai dengan lambang bulan sabit dan bintang itu dapat meloloskan wakilnya di parlemen. Adapun partai yang didirikan pada era reformasi 1998 itu sudah empat kali gagal meloloskan kadernya di parlemen karena regulasi ambang batas parlemen sejak Pemilu 2009, 2014, 2019, dan terakhir 2024.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, partai politik yang tidak bisa mendapatkan sedikitnya 4 persen suara sah nasional, tidak bisa mengkonversinya menjadi kursi parlemen di Senayan, Jakarta.
Sebelumnya, pendiri PBB Yusril Ihza Mahenda mengatakan putusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan atau menghapus ketentuan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential threshold sebesar 20% diharapkan akan berdampak terhadap penghapusan ketentuan ambang atas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4%. Menurut Yusril keputusan itu akan memberikan harapan baru kepada partai-partai politik berpeluang memiliki wakil rakyat di DPR.