Profil Arif Satria Kepala BRIN Baru, Fokus Riset Air, Energi dan Pangan
Presiden Prabowo Subianto melantik Arif Satria menjadi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (10/11).
Arif menggantikan posisi yang sebelumnya diduduki oleh Laksana Tri Handoko yang menjabat sejak 28 April 2021. Selepas seremoni pelantikan, ia menyampaikan arah riset dan pengembangan BRIN ke depan akan berfokus pada tiga isu utama, yakni pengelolaan air, energi, dan pangan. “Ini saatnya kita harus segera melakukan konsolidasi nasional di bidang riset dan inovasi,” kata Arif.
Ia menjelaskan isu pangan memiliki cakupan riset yang luas, mulai dari benih, pupuk, teknik budidaya, hingga pascapanen dan pengolahan. Arif menyebut penelitian dan pengembangan sektor pangan menjadi penting karena merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo.
Ia menilai setiap provinsi perlu memiliki fasilitas dan kapasitas riset dan inovasi yang kuat melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk menyelesaikan persoalan di wilayahnya.
Arif berpendapat pengadaan science techno park di daerah sebagai langkah konkret dalam percepatan pengembangan riset. Menurutnya, science techno park berperan menjembatani riset dengan industri, sehingga bisa menjadi pilar ekonomi daerah sesuai bidang keunggulan masing-masing.
“Dengan adanya science techno park daerah, dengan fokus pada bidang keunggulan daerah, insyaallah masalah-masalah yang ada di daerah ini bisa diselesaikan,” ujar Arif.
Ia mengakui situasi dana riset nasional masih minim dibanding negara lain. Meski begitu, Arif menekankan sumber pendanaan riset nantinya bisa datang dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Profil Arif Satria
Arif Satria merupakan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) sejak 2017. Ia menyelesaikan studi sarjana di Program Studi Penyuluhan Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB pada 1995.
Ia meraih gelar magister dari Program Sosiologi Pedesaan IPB pada 1999, dan gelar doktor diperoleh dari Kagoshima University, Jepang, dalam bidang Marine Policy pada 2006. Arif juga pernah menjalani program visiting student di Fisheries Center, University of British Columbia, Kanada.
Karier akademiknya dimulai pada 1997 sebagai dosen di Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan IPB. Pada 2019, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap di Fakultas Ekologi Manusia IPB dalam bidang Ekologi Politik.
Pengabdiannya sebagai pemimpin lembaga dimulai pada 2017 saat ia dipercaya menjadi Rektor IPB periode 2017–2022, dan kembali diberi amanah untuk melanjutkan kepemimpinan pada periode 2023–2028.
Arif tercatat pernah menjadi penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2012 hingga 2019. Dalam lingkungan Kementerian KKP, ia juga pernah menjadi Tim Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan (2001–2002).
Selain itu, Arif juga menjadi anggota dalam beberapa organisasi kelautan dan perikanan, antara lain sebagai Anggota Dewan Pengawas Perum Perikanan Indonesia (2013–2017), Anggota Dewan Kelautan Indonesia (2013–2017), dan Anggota Komisi Tuna Indonesia (2012–2014), Anggota Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan (2008–2011).