Pasarkan Eucalyptus, Kementan Jajaki Kerja Sama dengan Jepang & Rusia

ANTARA FOTO/REUTERS/Leon Kuegeler/WSJ/dj
Ilustrasi. Kobayashi Pharmaceutical Co., Ltd asal Jepang dan Aptar Pharma dari Rusia akan memproduksi massal dan memasarkan produk eucalyptus yang berpotensi menjadi antivirus corona.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
6/7/2020, 15.26 WIB

Kementerian Pertanian tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan Jepang dan Rusia guna memproduksi massal dan memasarkan produk eucalyptus yang berpotensi menjadi antivirus corona

"Rencananya ada dua perusahaan besar yang lagi berbicara dengan kami," kata Kepala Badan Litbang Pgertanian Kementan Fadjry Djufry dalam konferensi pers di Kantor Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian, Bogor, Senin (6/7).

Dua perusahaan itu adalah Kobayashi Pharmaceutical Co., Ltd asal Jepang dan Aptar Pharma dari Rusia. Saat ini, proses penjajakan dengan kedua perusahaan telah memasuki tahap diskusi royalti. Adapun khusus untuk Aptar Pharma, menurut dia, saat ini telah memiliki jaringan pemasaran di 30 negara. 

(Baca: Kalung Eucalyptus dan Upaya Melawan Corona Lain yang Jadi Kontroversi)

Kementan juga telah mendaftarkan produk eucalyptus tersebut secara paten di Singapura, Malaysia dan India. Pendaftaran dilakukan untuk empat produk eucalyptus yang telah dikembangkan oleh Balitbangtan.

Pemerintah juga akan mendorong pengujian secara klinis untuk produk eucalyptus tersebut. Pengujian dilakukan untuk membuktikan apakah eucalyptus dapat berfungsi sebagai antivirus corona.

"Kalau ternyata tidak ada manfaat sebagai antivirus, paling tidak bisa mengurangi gejala dari covid-19. Itu sudah cukup dan harus dibuktikan secara ilmiah," ujar dia.

(Baca: Bukan Antivirus Corona, Kementan Sebut Kalung Eucalyptus Aromaterapi)

Sebelumnya, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian mengembangkan lima produk eucalyptus, yaitu roll on, inhaler, balsam, minyak aromaterapi dan kalung aromaterapi. Saat ini, paten atas produk eucalyptus sudah didaftarkan ke Ditjen HKI dan sudah dilisensi oleh mitra industri.

Adapun, minyak eucalyptus dengan kandungan bahan aktifnya yaitu 1,8 cineol atau eucalyptol memiliki kemampuan menghambat replikasi virus influenza (H1N1). Beberapa publikasi lain menyebutkan potensi eucalyptus untuk penanganan gangguan pernafasan, terutama pada pasien dengan pembengkakan saluran nafas dan paru paru.

"Minyak eucalyptus memiliki potensi menetralisir virus corona," kata Fadjry.

Reporter: Rizky Alika