Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan akan memberikan sanksi apabila ditemukan pelanggaran pada kecelakaan di Danau Toba, Sumatera Utara. Kecelakaan ini menyebabkan tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun.
Kecelakaan terjadi pada Senin (18/6) sekitar pukul 17.15 WIB. KM Sinar Bangun yang diduga membawa 130 penumpang, berangkat dari Pelabuhan Simanindo Samosir menuju Pelabuhan Tiga Ras Simalungun.
Informasi terakhir yang diterima Kementerian Perhubungan, kecelakaan terjadi akibat adanya angin puting beliung. Hal ini menyebabkan penumpang panik sehingga kapal tidak stabil dan terbalik.
"KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) akan mengklarifikasi apa sebab-sebabnya. Dari sebab-sebabnya ini, kami akan melakukan improvement," kata Budi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa (19/6).
Beberapa pelanggaran yang bisa saja terjadi, seperti data jumlah penumpang atau manifes kapal yang tidak sesuai. Menteri Budi memastikan akan melakukan tindakan tegas dengan mengenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Sayangnya, Budi tidak menyebutkan secara spesifik sanksi apa saja yang akan diberikan.
Hal yang paling mendasar mengenai angkutan kapal adalah jumlah penumpang yang tidak berlebihan dan adanya jaket pelampung di kapal tersebut. Selain itu, kapal tersebut sudah melalui pemeriksaan lapangan atau ramp check oleh petugas.
Lebih jauh, Budi melihat terdapat penambahan jumlah wisatawan yang ke Danau Toba seiring dibangunnya beberapa infrastuktur seperti Bandar Udara Internasional Silangit dan beberapa akses jalan. Hal itu membuat permintaan menjadi banyak dan butuh adanya peningkatan kualitas.
"Oleh karena itu, kami akan melakukan suatu konsolidasi tentang pengadaan kapal-kapal yang di sana," kata Budi.
Kementerian Perhubungan dan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyebrangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) sudah menyediakan dua kapal feri dan akan menambah satu kapal lagi tahun ini. Selain itu mereka juga melakukan sosialisasi dengan beberapa pengusaha asal Sumatera Utara agar bersedia menyumbang dua kapal feri lagi.
"Namun hal yang penting juga bagaimana fungsi-fungsi itu dengan satu tata laksana dan satu perencanaan yang lebih baik, agar kecelakaan bisa berkurang," katanya.