Kemenhub Perketat Pengawasan Terminal, Pelabuhan, dan Bandara

ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Penulis: Ihya Ulum Aldin
14/5/2018, 15.36 WIB

Menteri Perhubungan (Kemenhub) Budi Karya Sumadi memerintahkan jajarannya lebih meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan di titik-titik simpul transportasi. Ini dilakukan menyusul ledakan bom dan terorisme di beberapa wilayah.

"Bila diketahui ada pergerakan orang atau barang bawaan yang dicurigai agar dilakukan pengawasan ketat,” kata Budi dalam keterangan reminya kemarin. Dia memerintahkan jajaran kementeriannya selalu berkoordinasi dengan Kepolisian, membantu pengamanan dan segera melaporkan hal-hal yang mencurigakan.

(Baca: Australia dan AS Beri Peringatan Keamanan Pascaledakan Bom Surabaya)

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi berkomitmen memperketat pengamanan di terminal dan pelabuhan penyeberangan. Dia memerintahkan para Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di masing-masing wilayah meningkatkan pengamanan, tapi tetap menjaga kenyamanan dan keselamatan masyarakat

“Menjelang Ramadhan ini banyak masyarakat yang melakukan perjalanan pulang ke kampung halamannya. Pemerintah harus bisa menjamin keamanan dan keselamatan," kata Budi Setiyadi.

Dia mengatakan terminal, pelabuhan penyeberangan, serta bandara merupakan obyek vital negara. Penyelenggaraannya harus steril dari kegiatan yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso juga menginstruksikan semua stakeholder penerbangan untuk memperketat pengamanan di semua Bandara dan fasilitas penerbangan di seluruh Indonesia. Ia memerintahkan untuk menjaga kualitas fasilitas penerbangan seperti radar, menara kontrol, CCTV, x-rey, dan beberapa lainnya.

"Terutama bandar udara yang banyak dikunjungi masyarakat. Apalagi ini menjelang bulan Ramadhan, banyak masyarakat yang mudik dengan transportasi udara," kata Agus Santoso. Semua yang mencurigakan baik orang maupun barang harus segera dilokalisasi di luar bandara."

Dirjen Perhubungan Laut Agus H. Purnomo langsung menginstruksikan pemantauan, pengawasan, dan pengendalian keadaan agar keamanan sarana dan prasarana transportasi laut tetap terjaga. Aktifitas di pelabuhan di Indonesia, termasuk Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya harus dipastikan berjalan normal.

"Tidak ada ruang untuk aksi teror dalam bentuk apapun. Indonesia tidak pernah takut atas segala upaya teror yang dilakukan. Kami tidak takut," ujar Agus H. Purnomo. (Baca: Jokowi Ultimatum Terbitkan Perppu Bila DPR Tak Sahkan RUU Terorisme)

Sementara itu, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Junaidi mengatakan standar pengamanan di pelabuhan, sudah berjalan dengan baik sesuai International Ship and Port Facilities Security (ISPS) Code. Namun, pihaknya tetap meningkatkan pengawasan pascaledakan bom di Surabaya.

Seluruh personil keamanan di tiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Hubla harus meningkatkan sistem pengawasan keamanan. Pengamanan ini berfokus pada terminal penumpang, pelabuhan, Stasiun Vessel Traffic Services (VTS), Stasiun Radio Operasi Pantai (SROP), Terminal Khusus, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) ,dan objek vital lainnya.

"Serta menindak tegas bentuk aksi yang dapat mengganggu keamanan dan keselamatan serta kelancaran pelayanan kepada masyarakat. Tetap waspada terhadap potensi ancaman gangguan keamanan dan keselamatan," kata Junaidi.

Sebelumnya, telah terjadi ledakan yang diduga bom bunuh diri, dalam waktu berdekatan di tiga gereja di Surabaya, Jawa timur, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.

(Baca: Bom Meledak di Mapolrestabes Surabaya, Anggota Polisi Jadi Korban)