Indonesia Gandeng Amerika Bangun Bandara dan Transportasi Udara

Donang Wahyu|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yura Syahrul
17/1/2017, 19.27 WIB

Pemerintah bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengembangkan beberapa program dan proyek di sektor transportasi udara. Sebagai langkah awal, kedua negara menggelar diskusi kelompok kerja (working group) untuk menyusun rencana peningkatan kerja sama tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, terdapat beberapa program dan proyek yang akan dibahas dalam working group bersama pihak AS ini. Pertama, terkait dengan rencana penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta ke Los Angeles atau US Airliner dari AS ke Jakarta dan Bali.

Dalam diskusi tersebut akan membahas tentang realisasi rencana tersebut dengan menggandeng satu mitra lagi, yakni Jepang. "Kemarin Presiden Joko Widodo telah bertemu Perdana Menteri Jepang, disampaikan bahwa seyogyanya bisa transit di Tokyo, sehingga, tiga negara tersebut bisa terjahit kemanfaatan yang bagus," ujar Budi saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/1).

(Baca: Kembangkan Dua Bandara, Pemerintah Berniat Jual Saham Angkasa Pura)

Ia menjelaskan, penerbangan Garuda ke AS dengan transit di Tokyo merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan okupansi penumpang Garuda saat menuju AS. Budi tidak ingin kursi penumpang Garuda ke AS ini banyak yang kosong, sehingga transit di Tokyo membuat potensi keterisian pesawat semakin besar. Dengan rencana ini, semua pihak diklaim dapat mendapatkan keuntungan.

Kedua, pembahasan beberapa proyek pengembangan bandara di Indonesia. Pemerintah berkeinginan pihak swasta dari AS atau negara lain berinvestasi membangun bandara yang cukup potensial, yakni Kualanamu dan Balikpapan. Pemilihan kedua bandara tersebut pun sudah dikonsultasikan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Budi menjelaskan, alasan pemerintah memilih kedua bandara tersebut adalah untuk menarik penumpang dari India, Kuala Lumpur, dan sebagainya. Sementara, untuk Balikpapan akan menarik minat penumpang dari Jepang, Korea, dan Cina.

Harapannya, Indonesia memiliki sub-hub lagi selain di Jakarta dan Bali. Jadi, investor khususnya dari AS ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan keamanan, keragaman aviasi, dan meningkatkan kompentensi kedua bandara tersebut.

Ketiga, Indonesia juga akan berbagi pengalaman dengan AS untuk meningkatkan teknologi transportasi udara. Budi mengatakan, hal tersebut utamanya dilakukan untuk mengembangkan teknologi dan Bandara Soekarno-Hatta. (Baca: Garuda Incar Tiga Slot Penerbangan Jakarta – Tokyo – Los Angeles)

Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan mengatakan, dalam kelompok kerja yang terbentuk ini, bukan hanya membicarakan kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Kedutaan Besar AS, tapi juga meliputi berbagai perusahaan Amerika yang berminat investasi di Indonesia, terutama di sektor penerbangan ini.

"Ini merupakan harapan yang cukup besar bagi Amerika, dimana pemerintah dan perusahaan bisnis agar bisa memperkuat kerja sama di bidang aviasi Indonesia," ujar Donovan.

Ia pun mengklaim, walaupun ada pergantian pucuk pimpinan di AS dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden, tidak akan mengubah peta kerja sama dengan Indonesia secara drastis. Indonesia masih menjadi mitra kerja sama yang sangat penting bagi AS, dengan potensi perekonomian yang paling besar di negara-negara ASEAN.