Perusahaan Induk TikTok Raup Pendapatan Rp 79 T pada Kuartal I 2020
Perusahaan induk TikTok, Bytedance mencatat pendapatan sebesar US$ 5,6 miliar atau sekitar Rp 79 triliun pada kuartal pertama 2020. Perusahaan juga dikabarkan bakal merambah unit bisnis e-commerce pada bulan ini.
Dikutip dari Business Insider, pendapatan tersebut tumbuh hingga 130% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan yang berbasis di Tiongkok ini juga baru-baru ini dilaporkan memiliki valuasi US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.400 triliun, menurut Bloomberg.
ByteDance melawan perlambatan di industri periklanan digital di tengah pandemi corona. Namun, aplikasi ByteDance termasuk yang hit di luar Amerika Serikat (AS) seperti Jinri Toutiao, Douyin, dan Vigo Video, mendapat manfaat dari peningkatan penggunaan platform sosial secara global akibat pandemi karena banyak pengguna menghabiskan waktu di dalam rumah.
(Baca: Saingi TikTok, Facebook Rilis Aplikasi Pembuat Video 'Collab')
Menurut pelacak kinerja aplikasi App Annie, enam dari 10 aplikasi paling populer di iOS App Store Tiongkok pada Januari 2020 dimiliki oleh ByteDance.
TikTok mencatat ada 315 juta unduhan pada kuartal pertama 2020, menetapkan rekor untuk unduhan terbanyak yang pernah dimiliki aplikasi manapun dalam periode satu kuartal. Aplikasi ini melanjutkan keberhasilannya sebagai launchpad untuk meme Generasi Z dan budaya internet, dan baru-baru ini melampaui 2 miliar unduhan global sepanjang masa di seluruh perangkat iOS dan Android.
ByteDance pun dilaporkan telah menetapkan target pendapatan 2020 sekitar 200 miliar yuan atau sekitar US$ 28,2 miliar. Target ini lebih tinggi US$ 11,2 miliar dari yang ByteDance hasilkan pada 2019, ketika perusahaan melihat US$ 17 miliar dalam pendapatan dan US$ 3 miliar dalam laba bersih.
(Baca: Pengguna Tiktok Naik 20% Selama Pandemi, Terbanyak Konten Edukasi )
Perusahaan menghasilkan setidaknya US$ 7 miliar dalam pendapatan hanya pada kuartal pertama tahun lalu.
Sementara dikutip dari TechInAsia akhir pekan lalu (20/6), ByteDance dikabarkan merambah bisnis e-commerce pada bulan ini setelah festival belanja 618 tahun ini, berdasarkan laporan media lokal LatePost.
Menurut laporan itu, Kang Zeyu yang merupakan mantan kepala produk luar negeri perusahaan seperti aplikasi berita TopBuzz dan aplikasi sosial Helo akan memimpin unit e-commerce tersebut. Perusahaan pun telah menetapkan target volume barang dagangan bruto senilai 200 miliar yuan atau sekitar US$ 28,3 miliar untuk tahun ini
Catatan Redaksi: Terdapat perubahan judul akibat kekeliruan penulisan angka.