Survei Litbang Kompas menunjukkan mayoritas konsumen membeli produk atas pengaruh influencer di media sosial. Hasil survei itu dipaparkan dalam acara E-Commerce Expo di ICE BSD, Rabu (25/9).
Survei bertemakan Recent Trends in Shopping Behavior mengambil data dari 1.200 responden di 38 provinsi di Indonesia, dengan rentang usia 17–65 tahun dan dengan responden dari jenis kelamin yang seimbang. Sebanyak 72,7% responden merupakan pengguna aktif media social.
"Mereka yang membeli produk non-makanan ini pengaruh influencer media sosial sangat tinggi capai 56,4%," kata Lead of Industry, Strategic Research Litbang Kompas, Putri Arumsari.
Sedangkan untuk yang lebih suka belanja makanan lewat online paling tinggi mencapai 11,5.
Survei membagi dua jenis kategori “makanan” dan “non-makanan”, untuk melihat kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia dalam membeli kedua jenis kategori tersebut. Selain kategori jenis belanja, survei juga membagi ke dalam dua jenis cara membeli, yakni membeli secara “langsung” atau “online”.
Perilaku belanja masyarakat Indonesia dalam survei tersebut menggambarkan mayoritas orang lebih suka membeli makanan secara langsung.
“Jumlah mereka yang membeli makanan secara online lebih sedikit karena sekarang kita sudah hidup di era normal (pasca covid),” kata Putri.
Media sosial dan influencer tetap memegang peranan dalam mempengaruhi keputusan belanja makanan para konsumen. Meskipun begitu, sebanyak 88,5% terpengaruh influencer, tetapi tetap membeli makanan secara langsung dan sisanya memilih membeli online.
Dalam seminar, Putri Arumsari, Lead of Industry, Strategic Research Litbang Kompas mengungkap, “Jumlah mereka yang membeli makanan secara online lebih sedikit karena sekarang kita sudah hidup di era normal (pasca covid). Jadi memang lebih banyak suka belanja langsungnya lebih banyak.”
Dilansir dari Marketeers, kredibilitas influencer dalam bidang ini menjadi kunci untuk membuat masyarakat merasa terwakili soal selera, preferensi dan rekomendasi produk yang mereka cari.
Konsumen merasa influencer tersebut memahami kebutuhan dan keinginan mereka dalam berbagai produk, termasuk makanan.
Selain itu, brand sering memanfaatkan konsep Fear of Missing Out (FOMO) dengan cara ini, membuat konsumen merasa khawatir akan ketinggalan tren atau produk populer jika tidak mengikuti rekomendasi influencer.