Flip menyediakan layanan transfer uang antar-negara seperti PayPal. Namun startup teknologi finansial (fintech) Tanah Air ini menghadapi tantangan dalam menggaet konsumen, salah satunya Know Your Customer atau KYC.

KYC adalah kebijakan yang diterapkan oleh instansi jasa keuangan untuk mengetahui identitas dan mengawasi aktivitas transaksi nasabah. KYC berperan penting dalam pendaftaran guna memastikan bahwa informasi yang ada di rekening nasabah adalah benar dan asli.

Co-Founder sekaligus CEO Flip Rafi Putra Arriyan mengatakan, KYC di Indonesia memang sudah digital. Namun, KYC dan data di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) belum 100% bisa digunakan.

Berdasarkan data internal Flip, sekitar 30-50% pengguna tidak bisa menggunakan produk karena KYC tidak tersedia. Menurutnya, ini perlu ditingkatkan bersama.

"Saya sangat peduli, karena ini (KYC) bukan hal yang bisa diselesaikan oleh satu pihak," kata Rafi dalam acara Digital Transformation Indonesia Conference & Expo 2022 di Jakarta Convention Center, Kamis (4/8).

Menurutnya, peningkatan kualitas KYC membutuhkan kerja sama antara pelaku industri, regulator termasuk Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Dukcapil Kemendagri.

Ia mencontohkan India. Pengguna di negara ini hanya perlu memasukkan nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk verifikasi. “Tidak perlu foto selfie dan KTP,” kata dia.

Flip atau PT Fliptech Lentera Inspirasi Pertiwi berdiri pada 2015 dan memperoleh lisensi dari BI pada 2016.

Startup itu menghadirkan solusi keuangan seperti transfer antar-bank, transfer internasional, top-up e-wallet, pembelian produk digital, dan solusi manajemen keuangan untuk bisnis alias Business to Business (B2B).

Layanannya hampir mirip dengan PayPal yang diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akhir minggu lalu. Namun blokir PayPal sudah dibuka, karena perusahaan Amerika Serikat (AS) mendaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).

Flip memiliki jutaan pengguna. Sedangkan solusi B2B Flip dimanfaatkan  oleh ratusan perusahaan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia. 

Tahun lalu, startup itu memperoleh pendanaan seri B US$ 48 juta. Investasi ini dipimpin oleh Sequoia Capital India, Insight Partners, dan Insignia Ventures Partners.

Flip juga meraih pendanaan seri B putaran kedua total US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun. Raksasa teknologi Cina yakni Tencent berpartisipasi dalam investasi ini.

Investor lain yang terlibat yakni Block, Inc., pendiri sekaligus CEO Checkout.com melalui Zinal Growth Guillaume Pousaz, Executive di Doordash dan Board Member di CoinBase dan Pinterest Gokul Rajaram, serta mantan Chief Operating Officer (COO) Venmo  Michael Vaughan.

Jumlah timnya bertumbuh 40% secara tahunan ( year-on-year/yoy) menjadi lebih dari 400 karyawan per Mei. Sebanyak 87% di antaranya berusia di bawah 30 tahun.

Reporter: Lenny Septiani