Startup teknologi finansial (fintech) Indonesia, Flip, melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan. Bisnis perusahaan terpengaruh kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
“Demi menjamin keberlangsungan bisnis Flip, manajemen dengan berat hati melakukan reorganisasi internal,” kata Co-founder & CEO Flip Rafi Putra Arriyan dalam keterangan resmi kepada Katadata.co.id, Rabu (10/1).
Rafi mengatakan kondisi ekonomi global hingga saat ini masih tidak menentu, sehingga memberikan dampak kepada hampir semua lini usaha tidak terkecuali Flip.
Namun, ia tidak merincikan jumlah karyawan yang terdampak pada keputusan PHK ini.
Rafi menjelaskan seluruh pihak yang terdampak dari langkah perusahaan ini diberikan kompensasi secara adil dan sepenuhnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.
Selain itu, karyawan terdampak juga tetap dapat menggunakan fasilitas perusahaan, seperti asuransi kesehatan, pemberian laptop kantor dan bisa memanfaatkan jaringan perusahaan untuk mempermudah akses mencari pekerjaan baru.
Flip merupakan startup yang menawarkan layanan transfer beda bank, top up e-wallet, kirim uang ke luar negeri, dan beli produk digital.
Pada Desember 2021, Flip meraih pendanaan sebesar Rp 691 miliar. Investasi ini dipimpin oleh Sequoia Capital India, Insight Partners, dan Insignia Ventures Partners.
Putaran tersebut sekaligus menandai investasi pertama kali Insight Partners di Indonesia. Insight adalah perusahaan ekuitas swasta dan modal ventura global yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS).
Saat itu, Flip mengatakan berencana menggunakan dana segar itu untuk mempercepat ekspansi bisnis dan memperkuat operasional di Indonesia. Selain itu, investasi pada teknologi untuk memberikan kualitas layanan yang lebih tinggi kepada para pelanggan.
Flip juga ingin mengembangkan sumber daya manusia dengan fokus pada tim teknik (engineering) dan produk (product).
“Investasi ini menjadi sumber yang kami butuhkan untuk mendorong dan mempercepat misi dalam memberikan solusi inovatif yang memudahkan money movement (pergerakan uang) di Indonesia,” kata Rafi saat itu.