Tren Pembayaran Digital 2025: Otomasi dan Pembayaran Lintas Batas

Ajeng Dinar Ulfiana|KATADATA
(ki-ka) Sri Mulyani Menteri Keuangan Indonesia, Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono Gani, Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia dan moderator dalam acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center,  Jakarta (23/9). Saat ini, dari data OJK, sudah tercatatnya 48 perusahaan fintech yang masuk ke dalam 15 kluster inovasi keuangan digital serta sudah terdaftar dan beriizinnya 127 perusahaan fintech peer to peer lending sampai Agustus 2019.
Penulis: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati
12/12/2024, 13.00 WIB

Sektor ekonomi digital diprediksi akan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Masifnya adopsi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) juga menjadi pendorong transformasi pembayaran digital Business to Business (B2B), dengan teknologi yang semakin kompleks.

Laporan e-Conomy SEA 2024 oleh Google, Temasek & Bain menyebutkan ekosistem ekonomi digital Indonesia mengalami pertumbuhan 40% dari total transaksi ekonomi digital ASEAN. Nilai pertumbuhan diperkirakan mencapai US$ 200 – US$ 300 miliar atau setara Rp 3 – Rp 4 triliun di tahun 2030.

“Selama 2024, kami mengamati bahwa banyak pelaku bisnis di Indonesia terus mengadopsi teknologi untuk berbagai alasan, contohnya meningkatkan sumber revenue,” kata Chief Product Officer dan Co-Founder Paper.id, Jeremy Limman, dikutip dari siaran pers pada Kamis (12/12).

Berikut merupakan lima tren pembayaran digital B2B yang diproyeksikan semakin masif di tahun 2025:

Otomatisasi Manajemen Piutang dan Utang (AR/AP Automation)

Dalam AR/AP, AI memungkinkan pemrosesan data secara real-time, mulai dari pengenalan faktur dan scan dokumen dengan teknologi Optical Character Recognition (OCR) hingga pencocokan data dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) perusahaan.

“Sebagai contoh, kami menemukan bahwa pekerjaan operasional dan administratif dari bisnis skala besar itu dapat dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi seperti OCR,” kata Jeremy.

Proyeksi tren ini berangkat dari masifnya adopsi AI dalam bisnis. Perusahaan riset pasar dan konsultan IDC juga memperkirakan, AI memiliki potensi kontribusi sebesar US$336 miliar atau setara Rp 5,3 triliun terhadap PDB Indonesia, dengan sekitar 24,6% perusahaan di Indonesia tercatat telah mengadopsi teknologi ini.

Integrasi AI dan Machine Learning (ML)

Dengan memanfaatkan AI, sistem pembayaran dapat mendeteksi dan mencegah potensi penipuan secara real-time melalui analisis pola transaksi yang mencurigakan.

“Sebagai contoh, kami menemukan bahwa pekerjaan operasional dan administratif dari bisnis skala besar itu dapat dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi seperti OCR,” kata Jeremy.

Ia mencontohkan teknologi ini dapat memudahkan tim operasional perusahaan untuk mengidentifikasi kecocokan dokumen invoice dan form pemesanan dari berbagai template dan ragam penulisan barang.

Kartu Virtual (Virtual Cards)

Selain otomatisasi, pemanfaatan berbagai inovasi pembayaran seperti transaksi menggunakan kartu virtual dan pembayaran lintas batas juga diprediksi akan menjadi strategi pemilik usaha untuk meningkatkan operasional usaha.

Di tengah maraknya kemajuan teknologi di sektor pembayaran dan ekonomi digital, kolaborasi antara industri perbankan, regulator, asosiasi hingga key player dalam ekosistem menjadi penting penting.

“Tujuannya adalah untuk memastikan setiap inovasi yang diluncurkan sesuai dengan aturan yang berlaku dan disosialisasikan dengan baik ke masyarakat luas,” kata Jeremy.

Pembayaran Lintas Batas (Cross-Border Payments)

Pembayaran lintas batas (cross-border payments) diprediksi akan menjadi tren pada tahun 2025, didorong oleh globalisasi bisnis dan kemajuan teknologi finansial. Perusahaan semakin mencari solusi pembayaran yang cepat, transparan, dan hemat biaya untuk mendukung transaksi internasional.

Wakil Ketua Umum I AFTECH, Lily M. Sambuaga, turut mempertegas kolaborasi fintech dengan lintas sektor dapat menjadi kunci meningkatkan daya saing industri serta mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.

“Digitalisasi B2B yang merupakan inovasi hasil kolaborasi berbagai pihak dapat mengakselerasi inklusi keuangan secara masif,” katanya.

Keamanan Proaktif dalam Transaksi Digital

Sejalan dengan inovasi dari hasil kolaborasi lintas sektor, keamanan siber menjadi perhatian selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha dan masyarakat luas.

Dengan meningkatnya penggunaan layanan pembayaran digital, perlindungan data dan integritas sistem menjadi tanggung jawab bersama yang harus diprioritaskan oleh seluruh pemangku kepentingan di ekosistem ekonomi digital.

Reporter: Kamila Meilina