Xiaomi Indonesia mengklaim penjualan telepon seluler selama kuartal pertama tahun ini cukup memuaskan. Meski begitu, perusahaan tidak akan fokus menggenjot penjualan pada kuartal kedua 2020.
Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengatakan ada beberapa faktor yang menarik dalam penjualan ponsel pada kuartal kedua tahun ini, yaitu pandemi corona dan nilai tukar mata uang asing yang cukup tinggi.
Meski demikian, ia optimistis penjualan ponsel Xiaomi tetap bisa bersaing karena produknya dijual dengan harga dan nilai yang baik. Hal itu terlihat dari generasi ponsel sebelumnya yakni seri Redmi Note 8 yang sudah terjual hingga 2 juta unit di Indonesia.
"Ke depannya, kami bukan ingin mendapatkan market share atau revenue sebesar-besarnya, melainkan kami ingin fokus menjaga kredibilitas produk kami dan jangan sampai mengecewakan konsumen," ujar Alvin dalam video conference, Selasa (9/6).
(Baca: Sasar Pemain Game Online, Xiaomi Luncurkan Redmi Note 9 & Note 9 Pro)
Alvin melanjutkan Xiaomi secara resmi telah meluncurkan dua ponsel baru dari seri Redmi Note di Indonesia, yakni Redmi Note 9 dan Redmi Note 9 Pro. Serial ponsel yang disasar untuk para generasi Z ini dibanderol mulai dari Rp 2,39 juta dan bisa mulai dipesan secara online (pre-order) mulai 9 sampai 16 Juni 2020 di Lazada, Akulaku, Mi.com.
Alvin mengatakan Redmi Note 9 dan Redmi Note 9 Pro merupakan penerus kesuksesan Redmi Note Series. Kedua ponsel itu memiliki empat keunggulan yakni dari segi kamera, baterai, performa, dan desain.
Xiaomi mencatat Redmi Note Series telah terjual lebih dari 110 juta unit di seluruh dunia. Jumlah tersebut dihitung sejak serial ponsel itu diluncurkan pertama kali pada 2014 hingga kuartal keempat 2019.
Sebelumnya, riset dan analisa sejumlah instansi seperti International Data Corporation (IDC) menyatakan penjualan ponsel Xiaomi berada di posisi keempat di Indonesia. Riset IDC menyebut lima merek penjualan ponsel di Indonesia periode Januari-Maret 2020 yaitu Vivo, Oppo, Samsung, Xiaomi, dan Realme.
(Baca: Redmi Note 9 & Note 9 Pro Dijual di Indonesia, Begini Spesifikasinya)
Market Analyst Client Devices IDC Indonesia Risky Febrian mengatakan penjualan ponsel di Indonesia mencapai titik terendah dalam dua tahun terakhir. Pada kuartal pertama tahun ini, penjualan ponsel turun 7% secara tahunan dan anjlok hingga 24,1% secara kuartalan.
Risky mengatakan anjloknya penjualan ponsel tidak bisa lepas dari dampak penyebaran Covid-19. Pasalnya, kondisi pasar dan daya beli masyarakat turun selama pandemi corona.
Risky menyebut penjualan ponsel pada dua bulan pertama tahun ini sebenarnya cukup baik. Apalagi fasilitas produksi dan komponen tidak ada yang terganggu.
Namun, penjualan ponsel mulai turun pada Maret 2020. Apalagi pemerintah mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan tersebut membuat toko ritel ponsel tutup.
Lebih lanjut, Risky menyebut penjualan ponsel pada tahun ini bakal lesu. Sebab, penyebaran virus corona belum juga usai, terutama ketika Ramadan. Biasanya, penjualan ponsel meningkat jelang Lebaran.
"Pasar ponsel Indonesia akan terus mengalami turbulensi yang disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi hingga kuartal tiga 2020," kata Risky dalam siaran pers pada Senin (18/5).
(Baca: Xiaomi Setop Produksi Ponsel 4G Akhir Tahun ini untuk Kembangkan 6G)