Twitter Rilis Fitur Baru untuk Atur Percakapan yang Tak Diinginkan

YouTube
Twitter pada Rabu (12/8) meluncurkan fitur baru untuk mengatur percakapan bagi keamanan penggunanya.
13/8/2020, 12.07 WIB

Twitter meluncurkan fitur baru untuk mengatur percakapan yang tidak diinginkan pengunanya. Para pengguna dapat membatasi balasan (reply) yang tidak diinginkan melalui perangkat dengan sistem operasi iOS dan Android, serta Twitter.com.

Pengguna bisa memilih siapa yang dapat membalas cuitan (tweet) mereka dengan tiga opsi yakni semua orang, orang yang diikuti (following), dan orang yang disebutkan (mention) saja.

Dua pengaturan terakhir akan diberi label dan ikon untuk membalas tweet dan berwarna abu-abu bagi orang yang tidak dapat membalas. Meski tak dapat merespons cuitan, namun pengguna lainnya masih dapat melihat, meretweet, retweet, berbagi, dan menyukai tweet tersebut.

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu telah menguji pengaturan percakapan ini pada Mei lalu. Mereka mengatakan langkah ini akan membantu sebagian orang merasa lebih aman dari spam dan kekerasan lainnya. "Sambil tetap memungkinkan mereka melihat beragam sudut pandang dari orang lain," ujar Twitter dikutip dari siaran pers, Rabu (12/8).

Data internal Twitter mencatat, pengaturan ini bisa mencegah rata-rata tiga orang berpotensi membalas cuitan dengan konten kasar. Mereka juga tidak melihat adanya peningkatan pada jumlah pesan langsung (DM) yang tidak diinginkan pengguna.

Twitter mengatakan dari uji coba, pengguna yang pernah melaporkan tindak kekerasan terhadap mereka tiga kali lipat cenderung menggunakan pengaturan ini. Perusahaan mengatakan 60% pengguna saat masa uji coba tidak menggunakan fitur Block.

Selain itu, Twitter mengatakan tengah menguji penggunaan label baru untuk memudahkan pengguna mengetahui kapan pengaturan percakapan ini digunakan. Perusahaan bakal terus memperbarui pengaturan tweet ini berdasarkan masukan pengguna.

"Dalam beberapa bulan ke depan, kami juga berencana menambahkan opsi agar pengguna dapat mengundang lebih banyak orang untuk dapat bergabung setelah percakapan dimulai," ujar Twitter.

Reporter: Cindy Mutia Annur