Xiaomi Diramal Geser Huawei, Penjualan Ponsel Terbanyak Ketiga di 2021

Metta Dharmasaputra, Katadata.
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, ketika berkunjung ke Xiaomi Campus di kawasan Xi\'erqi, distrik Haidian, Tiongkok, Senin (18/11/2019).
22/3/2021, 13.58 WIB

Perusahaan analisis pasar Strategy Analytics memprediksi, Xiaomi menggeser Huawei dari sisi penjualan ponsel pintar (smartphone) terbanyak ketiga di dunia pada tahun ini. Produsen asal Tiongkok di bawah Samsung dan Apple.

Analis di Strategy Analytics Abhilash Kumar memperkirakan, pangsa pasar Xiaomi naik dari 11% tahun lalu menjadi 13% pada 2021. Sedangkan Samsung diprediksi 20% dan Apple 16%.

“Kami yakin, Xiaomi akan muncul sebagai vendor smartphone terbesar ketiga di dunia, melebihi Huawei,” katanya dikutip dari Business Insider, akhir pekan lalu (20/3).

Setidaknya ada dua faktor pendorong. Pertama, Xiaomi gencar memperluas pasar.

Strategy Analytics menilai, posisi Xiaomi kuat di India dan Rusia. Di India, Xiaomi memimpin pasar smartphone dengan pangsa 27% pada tahun lalu. Sedangkan Samsung 20%.

Akan tetapi, pemerintah India mulai memblokir produk Tiongkok. Meski begitu, Xiaomi akan berekspansi ke Eropa seperti Spanyol, Italia hingga Inggris. "Xiaomi sangat agresif di Eropa Tengah, Timur dan Barat," kata Kumar.

Kedua, bisnis gadget Huawei tertekan sanksi Amerika Serikat (AS). Perusahaan asal Tiongkok ini masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di AS sejak Mei 2019 atau saat Donald Trump memerintah.

Itu membuat perusahaan kesulitan mendapatkan komponen. Selain itu, pemerintah Negeri Paman Sam melarang korporasi bekerja sama dengan Huawei, tanpa izin.

Alhasil, Google tidak dapat bermitra dengan Huawei. Perangkat Huawei pun tidak didukung sistem operasi (operating system/OS) Android maupun Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail, YouTube, dan lainnya.

AS juga memblokir 152 afiliasi semikonduktor Huawei per Agustus 2020. Huawei pun terpaksa menyetop produksi cip, termasuk prosesor andalannya Kirin sejak September tahun lalu.

Yang terbaru, Departemen Perdagangan AS di bawah kepemimpinan Joe Biden, memberlakukan pembatasan kepada beberapa pemasok Huawei. Mereka dilarang mengekspor barang yang akan digunakan pada perangkat 5G Huawei.

Ditengah tekanan tersebut, Xiaomi diperkirakan bakal merebut pasar yang sebelumnya dikuasai oleh Huawei. Berdasarkan data IDC, pangsa pasar Huawei 14,6% pada tahun lalu. Sedangkan Xiaomi 11,4%.

Strategy Analytics mencatat, pangsa pasar menurun 42,4% secara tahunan (year on year/yoy) akibat sanksi AS. Oleh karena itu, Xiaomi diramal bakal menyalip Huawei.

Apalagi, Xiaomi telah meningkatkan kapasitas produksi pabrik pada tahun ini. Perusahaan Tiongkok ini memesan komponen dan suku cadang hingga 240 juta unit.

Pemasok bahan baku mengatakan, Xiaomi menargetkan bisa mendistribusikan 300 juta unit tahun ini.

Xiaomi pun mengumpulkan dana hampir US$ 4 miliar. Sebanyak US$ 3,06 miliar berasal dari penempatan saham yang ditingkatkan di Hong Kong, dan US$ 855 juta dari penawaran obligasi.

Senior Director di Strategy Analytics Linda Sui memperkirakan, Huawei juga akan disalip oleh smartphone Tingkok lainnya seperti OPPO dan Vivo. Mereka unggul di Asia Pasifik. "Ini didorong oleh pemasaran yang agresif, perluasan jejak saluran, dan harga yang kompetitif," ujarnya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan