Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan, proses identifikasi nomor IMEI atau International Mobile Equipment Identity mengalami gangguan. Ini karena kebakaran Gedung Cyber 1, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/12).
Sebab, pusat data atau server yang mengelola Central Equipment Identity Register (CEIR) di Gedung Cyber 1 mengalami shutdown. CEIR adalah mesin verifikasi IMEI.
“Gangguan pada pusat data CEIR turut berdampak pada layanan IMEI,” kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi dalam keterangan resmi, Jumat (3/12). “Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.”
Atas gangguan tersebut, kementerian tidak dapat melakukan sejumlah prosedur sebagai berikut:
- Proses Registrasi IMEI pada perangkat handphone, komputer genggam dan tablet (HKT) berupa bawaan penumpang dan barang kiriman yang dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
- Proses registrasi IMEI pada perangkat HKT milik tamu negara, VVIP, dan VIP yang dilakukan melalui Kementerian Luar Negeri
- Proses registrasi IMEI milik wisatawan asing yang dilakukan melalui Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Bergerak Seluler
- Proses registrasi Tanda Pendaftaran Produksi (TPP) IMEI yang dilakukan melalui Kementerian Perindustrian
- Proses Penggantian SIM Card baru yang dilakukan melalui Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Bergerak Seluler
- Proses Aktivasi Perangkat HKT baru yang dilakukan melalui gerai penjualan Perangkat HKT di seluruh Indonesia
“Seluruh proses tersebut belum dapat dilakukan seperti biasa hingga pemulihan kondisi pasca-kebakaran Gedung Cyber 1. Saat ini kami masih menunggu update terbaru dari pengelola Gedung Cyber 1 dan Pusat Data CEIR untuk menentukan langkah tindak lanjut yang diperlukan,” ujar dia.
Selain proses identifikasi IMEI, ada beberapa layanan internet yang mengalami gangguan akibat kebakaran Gedung Cyber 1. Warganet di Twitter dengan nama akun @zon*mpt* misalnya, mengeluhkan jaringan internet di kantornya down.
"Gedung Cyber kebakaran, jaringan internet di kantor langsung down," kata dia melalui Twitter, Kamis (2/12).
Dua penyedia web hosting yakni Niagahoster dan Rumahweb pun mengatakan bahwa layanan perusahaan terkena dampak akibat kebakaran tersebut. "Data center yang Niagahoster gunakan (DCI) mengalami gangguan server Indonesia untuk sementara," kata perusahaan di akun Twitter-nya @Niagahoster.
Namun, seiring dengan pemulihan kondisi kebakaran, layanan kembali normal. "Saat ini network server sudah up dan satu per satu network sudah establish," katanya.
Rumahweb juga mengatakan bahwa seluruh akses terhadap data center milik perusahaan di Gedung Cyber 1 dimatikan karena kebakaran. Alhasil, semua server yang mereka miliki tidak dapat diakses.