Masyarakat Indonesia tak melulu mempertimbangkan harga untuk menjadi acuan dalam membeli ponsel genggam atau handphone (HP). Lalu, apa saja faktor-faktor yang menjadi mendorong masyarakat dalam membeli ponsel?
Tech Reviewer Dedy Irvan mengatakan cara pandang Masyarakat Indonesia dalam membeli ponsel saat ini, yaitu ponsel yang sepadan dengan harga untuk penggunaannya. Menurut dia, masyarakat Indonesia saat ini ingin punya ponsel yang lebih canggih teknologinya.
“Mereka bukan cari yang paling murah, tapi istilahnya worth it buat mereka,” katanya dalam acara Press briefing Think Smartphone 2023 di Kantor Google Indonesia di Jakarta, Kamis (19/10).
Hal ini berbeda dengan kondisi awal tahun 2000-an, menurut Dedy, saat itu produsen ponsel memiliki pandangan bahwa masyarakat Indonesia mengutamakan harga HP yang murah.
“Setahun dua kali kami mengeluarkan video kompilasi saran belanja (ponsel),” katanya.
Ia menjelaskan bahwa jumlah penonton video saran ponsel dengan harga di bawah Rp 2 juta saat ini tidak banyak ditonton. "Padahal, dulu yang paling murah, laku banyak yang nonton,” kata dia.
Sebaliknya, video ulasan ponsel dengan harga Rp 3 juta - Rp 5 juta sekarang paling banyak ditonton, sedangkan ulasan ponsel dengan harga Rp 2 jutaan sudah mulai tidak banyak penonton.
“Terakhir kali, video kami trending di YouTube itu smartphone harga Rp 6,5 juta,” kata dia.
Dedy mengatakan daya beli masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai naik kelas. “Mereka sudah tidak mau yang murah lagi, mereka cari ponsel mana yang paling hebat dan masih bisa dibeli,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan harga ponsel mungkin akan naik yang bisa dipengaruhi oleh cipset hingga kondisi makroekonomi seperti inflasi. Namun, inovasi ponsel akan terus berlanjut.
“Orang Indonesia mencari inovasi,” kata Dedy.
Berdasarkan hasil survei Google yang bertajuk 'Google consumer survey 2023' terhadap 1.514 responden berusia 18 – 55 tahun di berbagai provinsi di Indonesia, masyarakat Indonesia dari berbagai usia mencari smartphone yang dapat membantu mereka menjadi lebih produktif dan efisien.
“Masyarakat Indonesia memiliki minat tinggi untuk mengeksplorasi inovasi teknologi baru, tetapi mereka juga sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan,” kata Tech Industry Lead, Google Indonesia. Stephanie Elizabeth.
Menurut laporan Statistica, rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone yakni lebih dari 5,7 jam setiap hari.