Apple Peringatkan Pengguna iPhone di 98 Negara soal Serangan Siber

Unsplash
Ilustrasi iPhone
Penulis: Lenny Septiani
12/7/2024, 10.20 WIB

Apple mengeluarkan pemberitahuan kepada para pengguna iPhone di 98 negara, terkait adanya potensi serangan spyware tentara bayaran. Raksasa teknologi Amerika memberi peringatan serupa di 92 negara pada April.

"Apple mendeteksi bahwa Anda menjadi target serangan spyware tentara bayaran yang mencoba mengkompromikan iPhone yang terkait dengan ID Apple Anda dari jarak jauh," kata Apple dalam peringatan kepada para pengguna yang terkena dampak, dikutip dari TechCrunch, Jumat (12/7).

Peringatan terbaru yang dirilis pada Rabu (9/7). Apple tidak mengungkapkan identitas penyerang atau negara.

Apple mengatakan bahwa serangan tersebut kemungkinan menargetkan pengguna secara khusus atau akibat aktivitas yang dilakukan oleh pengguna.

"Mohon untuk menanggapi peringatan ini dengan serius," kata Apple.

Menurut dokumen di situs web Apple, produsen iPhone itu rutin mengirimkan pemberitahuan terkait ancaman serangan siber yang menjangkau pengguna di lebih dari 150 negara sejak 2021.

Sebelumnya, sebanyak 1,46 miliar pengguna iPhone menjadi sasaran serangan siber. Para peretas mengirimkan SMS phishing seolah-olah berasal dari Apple, yang meminta pengguna mengunjungi tautan atau link ke 'permintaan penting' tentang iCloud.

Perusahaan keamanan Symantec yang berbasis di California menemukan serangan tersebut pada 2 Juli. Symantec memperingatkan tautan ini mengarah ke situs web palsu yang membuat pengguna menyerahkan informasi ID Apple mereka.

"Kredensial ini sangat berharga, memberikan kontrol atas perangkat, akses ke informasi pribadi dan keuangan, dan potensi pendapatan melalui pembelian yang tidak sah," Symantec berbagi di situs web dikutip dari Dailymail, Senin (8/7).

Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang mengaku berasal dari Apple. Hal ini yang menjadi daya tarik para pelaku.

"Kredensial ini sangat berharga, memberikan kontrol atas perangkat, akses ke informasi pribadi dan keuangan, dan potensi pendapatan melalui pembelian yang tidak sah," Symantec berbagi di situs web, dikutip dari Dailymail, Senin (8/7).

Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang mengaku berasal dari Apple. Hal ini yang menjadi daya tarik para pelaku.

Apple telah membuat panduan untuk menghadapi serangan semacam itu. Mereka meminta pengguna iPhone untuk menggunakan otentikasi dua faktor yang membutuhkan kata sandi dan kode verifikasi enam digit untuk mengakses akun dari perangkat luar.

Apple mencatat para hacker juga meminta pengguna iPhone untuk menonaktifkan fitur-fitur seperti autentikasi dua faktor atau perlindungan perangkat. 

"Mereka akan bilang hal ini diperlukan untuk menghentikan serangan atau untuk memungkinkan Anda mendapatkan kembali kendali atas akun Anda," ujar Apple.

Apple mengingatkan tidak akan pernah meminta pengguna menonaktifkan fitur keamanan apapun pada perangkat atau akun.

Reporter: Lenny Septiani