Harga bitcon mencapai nilai tertinggi dalam lima bulan terakhir melampaui US$ 10.351 atau setara Rp 140 juta, menurut data CoinDesk, Rabu (12/2). Para analis dan pedagang mengatakan kenaikan harga terutama terimbas mewabahnya virus corona (2019-nCoV).
Analis eToro Simon Peters mengatakan, jika harga bitcoin tetap berada di atas US$ 10 ribu. kepercayaan investor akan semakin meningkat pada aset tersebut dan memicu peningkatan aktivitas pembelian lebih besar.
"Tampaknya jelas ada lebih banyak minat dalam bitcoin dan aset kripto lainnya sebagai tempat berlindung yang aman bagi investor yang khawatir dengan volatilitas pasar saham saat krisis virus corona berlanjut," ujar Peters seperti dikutip dari CoinDesk, Rabu (12/2).
(Baca: Rupiah Stagnan di Tengah Pelemahan Mayoritas Mata Uang Asia)
Sependapat dengan Peters, Trader Crypocurrecy asal Australia Joshua Green mengatakan bahwa kombinasi sentimen di sekitar peristiwa halving bitcoin dan kekhawatiran virus corona mendorong kenaikan harga mata uang digital tersebut. Sebuah peristiwa yang disebut 'halving' akan terjadi pada Mei mendatang. Peristiwa ini hanya terjadi empat tahun sekali.
Halving didefinisikan sebagai pemangkasan separuh hasil bitcoin yang bisa ditambang oleh miners setelah menyelesaikan masalah matematika rumit dengan komputer berspesifikasi tinggi untuk memvalidasi transaksi bitcoin. Miners yang lebih dulu menyelesaikan masalah tersebut akan diberi imbalan berupa bitcoin.
(Baca: Korban Meninggal Akibat Virus Corona Bertambah Lagi, Capai 1.310 Orang)
Para analis dan pedagang lain juga menduga hal yang sama. Kenaikan harga bitcoin ini dikarenakan peristiwa halving, perkembangan makro, dan ketidakpastian seputar wabah virus corona. "Banyak pembelian tampaknya bersifat fisik, di mana hal ini bagus," ujar Joshua.
Kepala Ekonom dan Trader Profesional iTrust Capital Tim Shaler mengatakan, sentimen bitcoin sebagai 'aset yang aman dimiliki' terus bertahan karena peristiwa besar dunia bulan lalu seperti ketegangan geopolitik antara Iran dan Amerika Serikat.
"Kami percaya salah satu pendorong utama selama beberapa minggu terakhir atau lebih dari kenaikan yang cepat dari bitcoin mungkin menjadi ancaman perang dengan Iran," ujar Shaler.