Google Akan Luncurkan Dasbor untuk Batasi Pelacakan Online

ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Seorang pria membuka laman Google dari gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
7/5/2019, 15.28 WIB

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) Google akan meluncurkan semacam dasbor di browser Chrome agar pengguna bisa memiliki lebih banyak kontrol dalam menangkis cookies pelacak. Demikian dilaporkan Wall Street Journal berdasarkan informasi beberapa sumber.

Cookies adalah text files berukuran kecil yang mengikuti para pengguna internet dan digunakan pengiklan untuk membidik para konsumen sesuai ketertarikan spesifik yang mereka tampilkan saat menjelajahi dunia maya.

Sebelumnya, perusahaan teknologi pemilik browser lainnya juga melakukan upaya untuk menangkal cookies palacak. Pada 2017, Apple Inc telah menghentikan mayoritas cookies pelacak di browser Safari. Setahun kemudian, Firefox milik Mozilla Corp melakukan langkah yang sama.

(Baca: Tautan Belanja ke Google Express di YouTube Mulai Diuji Coba)

Adapun teknologi baru Google menargetkan cookies yang dipasang oleh pihak ketiga – biasanya pengiklan –yang ingin mencari keuntungan, bukan dari pemilik situs yang dikunjungi secara aktif oleh pengguna Chrome.

Mengutip Reuters, meskipun teknologi baru Google itu tidak diharapkan secara signifikan dapat mengurangi kemampuan cookies pelacak dalam mengumpulkan data, namun tetap akan membantu dalam menekan perusahaan iklan yang menjadi saingannya.

Pengguna Google yang berjumlah tiga miliar telah membuat Google menjadi perusahaan penjual iklan internet terbesar di dunia. Berdasarkan hasil riset eMarketer, Google memperoleh sepertiga pendapatannya dari lini bisnis tersebut, sedangkan pesaingnya Facebook 20%.

(Baca: Facebook Akui Bagi Data Pengguna ke 52 Perusahaan Teknologi)

e-Marketer memprediksi, total belanja iklan digital di Amerika Serikat (AS) akan tumbuh 19% menjadi hampir US$ 130 miliar pada 2019.

Google dilaporkan telah mengerjakan rancangan untuk pembatasan cookies selama enam tahun terakhir. Perusahaan mempercepat pekerjaannya setelah ramai berita tentang data pribadi pengguna Facebook yang dibagi ke Cambridge Analytica, tahun lalu.