Ekspansi Go-Jek ke Filipina Terjegal Dua Aturan

Arief Kamaludin|KATADATA
Pengemudi ojek Go-Jek tengah menunggu penumpang yang hendak diantar ke tujuannya di Jakarta.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
8/1/2019, 15.07 WIB

Gojek saat ini telah mulai beroperasi di Vietnam, Singapura dan Thailand. Namun, rencana ekspansi unicorn Indonesia itu di Filipina masih terganjal sejumlah regulasi. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara pun turun tangan.

Dikutip dari Tech in Asia, Filipina punya regulasi ketat soal transportasi online. Otoritas transportasi (Land Transportation Franchising and Regulatory Board/LTFRB) di Filipina mengeluarkan moratorium agar pemerintah tidak menerima pengajuan baru untuk Transport Network Vehicle Service (TVNS).

Moratorium itu diajukan pada 9 Agustus 2018. Sementara Gojek mengajukan izin agar bisa beroperasi di Filipina pada 13 Agustus 2018. Selain itu, pemerintah Filipina melarang adanya tarif dinamis atau berubah-ubah sesuai permintaan.

Rudiantara turut melobi pemerintah Filipina agar melonggarkan aturan bagi Gojek. Alasannya, kehadiran Gojek di negara lain secara tidak langsung akan menyumbang devisa bagi Indonesia. "Kami sedang negosiasi dengan Filipina," kata Rudiantara dalam seminar bertajuk 'Outlook 2019' di Pacific Place, Jakarta, Selasa (8/1).

(Baca: Aplikasi Gojek Indonesia Bakal Bisa Dipakai di Singapura)

Dalam negosiasinya, Rudiantara usul agar unicorn asal Filipina masuk ke Indonesia tetapi Gojek juga bisa mengaspal di sana. Salah satu unicorn yang diinginkan Rudiantara hadir di Indonesia adalah Revolution Precrafted. "Persyaratan cuma satu, perbolehkan Gojek ada di Manila, Filipina," ujarnya.

Revolution Precrafted merupakan startup properti (proptech) yang memasok kebutuhan rumah prefabrikasi (precrafted) mewah edisi terbatas ke pasar sebagai opsi hunian berkonsep modular. Perusahaan mengklaim dapat membangun rumah dalam 2-3 bulan, dari kondisi yang ada saat ini hingga 2 tahun.

Harapannya, Revolution Precrafted bisa mempercepat realisasi Program 1 Juta Rumah yang tiap tahun di Indonesia. "Kan belum ada (startup seperti ini) di Indonesia," ujar Rudiantara.

Reporter: Desy Setyowati