Penyedia Sistem Kasir Berbasis Cloud, Moka Kantongi Rp 355 Miliar

MOKA
Perusahaan teknologi Moka baru saja mendapat pendanaan Seri B senilai US$ 24 juta atau Rp 355,5 miliar, Rabu (12/9).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
13/9/2018, 07.00 WIB

Perusahaan teknologi Moka baru saja mendapat pendanaan Seri B senilai US$ 24 juta atau Rp 355,5 miliar. Pendanaan itu dipimpin oleh Sequoia Capital India, didukung oleh investor baru Softbank Korea, EDBI, East Ventures Growth, dan yang terdahulu (existing) Mandiri Capital, Convergence, dan Fenox.

CEO dan Co-Founder Moka Haryanto Tanjo mengatakan, pendanaan ini akan dipakai untuk mengembangkan produk baru. Apalagi, Moka tidak lagi hanya menyediakan layanan point of sale (POS) atau sistem kasir berbasis komputasi awan (cloud computing) saja. Kini, Moka menyediakan layanan solusi bisnis satu pintu (one stop solution) bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Oleh karenanya, Moka mengembangkan banyak produk di platform-nya atau Software as a Services (SaaS). "Untuk dapat pinjaman kami harus membangun perusahaan lebih baik lagi. Mereka (investor) juga melihat potensi bisnis ini besar," kata Haryanto di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Rabu (12/9).

Selain POS, Moka menawarkan layanan manajemen persediaan (inventory management); loyalti program seperti point atau promo; akunting dengan Sleekr dan Jurnal; pembayaran; dan, pembiayaan lewat Moka Capital. "Kami akan keluarkan produk baru lagi dan kerja sama dengan beberapa partner lain," kata dia. Hanya, ia belum bisa menjabarkannya.

Moka menyediakan layanan Moka Capital sejak Juli lalu, bekerja sama dengan financial technologi (fintech) pinjam-meminjam (lending) Modalku, KoinWorks, dan Taralite. Selama dua bulan ini, 50 mitra sudah mendapat pembiayaan. "Yang terbesar itu Rp 2 miliar dan Rp 600 juta dari sektor food and beverage (F&B)," ujarnya. 

Ia menjelaskan, saat ini hanya mitra Moka yang bisa mendapat pinjaman. Sementara Moka akan mendapat komisi dari fintech P2P lending atas kerja sama ini. "Kami akan fokus memperluas pasar di Indonesia tahun ini. Ke depan, bisa saja ke regional," kata Haryanto.

(Baca juga: Tren Baru Pembayaran Kode QR yang Menyimpan Masalah)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati