Perusahaan teknologi Moka baru saja mendapat pendanaan Seri B senilai US$ 24 juta atau Rp 355,5 miliar. Pendanaan itu dipimpin oleh Sequoia Capital India, didukung oleh investor baru Softbank Korea, EDBI, East Ventures Growth, dan yang terdahulu (existing) Mandiri Capital, Convergence, dan Fenox.
CEO dan Co-Founder Moka Haryanto Tanjo mengatakan, pendanaan ini akan dipakai untuk mengembangkan produk baru. Apalagi, Moka tidak lagi hanya menyediakan layanan point of sale (POS) atau sistem kasir berbasis komputasi awan (cloud computing) saja. Kini, Moka menyediakan layanan solusi bisnis satu pintu (one stop solution) bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Oleh karenanya, Moka mengembangkan banyak produk di platform-nya atau Software as a Services (SaaS). "Untuk dapat pinjaman kami harus membangun perusahaan lebih baik lagi. Mereka (investor) juga melihat potensi bisnis ini besar," kata Haryanto di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Rabu (12/9).
Selain POS, Moka menawarkan layanan manajemen persediaan (inventory management); loyalti program seperti point atau promo; akunting dengan Sleekr dan Jurnal; pembayaran; dan, pembiayaan lewat Moka Capital. "Kami akan keluarkan produk baru lagi dan kerja sama dengan beberapa partner lain," kata dia. Hanya, ia belum bisa menjabarkannya.
Moka menyediakan layanan Moka Capital sejak Juli lalu, bekerja sama dengan financial technologi (fintech) pinjam-meminjam (lending) Modalku, KoinWorks, dan Taralite. Selama dua bulan ini, 50 mitra sudah mendapat pembiayaan. "Yang terbesar itu Rp 2 miliar dan Rp 600 juta dari sektor food and beverage (F&B)," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini hanya mitra Moka yang bisa mendapat pinjaman. Sementara Moka akan mendapat komisi dari fintech P2P lending atas kerja sama ini. "Kami akan fokus memperluas pasar di Indonesia tahun ini. Ke depan, bisa saja ke regional," kata Haryanto.
(Baca juga: Tren Baru Pembayaran Kode QR yang Menyimpan Masalah)
Untuk layanan pembayaran, Moka sudah bekerja sama dengan aplikasi pembayaran Telkomsel, TCash dan PT Visionet Internasional (OVO). "Yang banyak pakai itu pedagang pempek," kata dia. Selain itu, mitra Moka bisa memakai layanan pembayaran lewat kartu kredit dari Akulaku dan Kredivo.
Dalam waktu dekat, mitra Moka juga bisa memanfaatkan layanan platform pembayaran elektronik hasil joint venture PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) dan Ant Financial (Alipay), DANA. "Kami terbuka kerja sama dengan partner yang lain," kata dia.
Secara keseluruhan, Moka memiliki 12 ribu pengguna yang mayoritas bergerak di bidang F&B. Sisanya, adalah mitra di bidang layanan jasa dan ritel. "Kami lihat tiga sektor ini potensinya besar. Selain itu, kami cukup paham bisnis di ketiga bidang ini," ujarnya. Walau demikian, ia tak menutup kemungkinan masuk ke sektor lain seperti pertanian, perikanan, dan sebagainya.
Vice President of Brand and Marketing Moka Bayu Ramadhan menambahkan, Moka mulai merintis layanan solusi bisnis satu pintu di tahun kedua berdiri atau 2015. Kini, bukan hanya UMKM, beberapa perusahaan besar juga sudah menggunakan layanan Moka. "Kami sudah memproses lebih dari 100 juta transaksi, dengan volume mencapai US$ miliar per tahun," ujarnya.
Sementara itu, dari sisi investor, Managing Direktor Sequoia Capital untuk India Shailendra Singh mengatakan, Moka memberikan solusi inovatif bagi pelaku usaha yang mendigitalisasu operasi bisnisnya. "Kami terinspirasi atas visi Moka untuk menjadi platform multifungsi bagi bisnis," katanya.
Managing Director Sofbank Ventures Korea Sean Lee menambahkan, bisnis Moka sangat potensial untuk menjadi gerbang offline to online bagi pelaku usaha. "Kami percaya pendanaan ini bisa membantu Moka memperkuat kepemimpinannya di industri ini dan memperluas layanannya," ujar dia.
Adapun pesaing Moka adalah Telkomsel lewat lini bisnis myBusiness Store. Sama seperti Moka, myBusiness Store merupakan one stop solution portal untuk UKM. Bahkan, Moka juga bekerja sama dengan Telkomsel.