Ini Lima Layanan Go-Jek yang Paling Banyak Digunakan Konsumen

Arief Kamaludin|KATADATA
Pengemudi ojek Go-ride tengah menunggu penumpang yang hendak diantar ke tujuannya di Jakarta.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
22/3/2018, 19.46 WIB

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengadakan riset bekerja sama dengan Go-Jek. Survei menunjukkan Go-Ride menjadi layanan yang paling banyak digunakan oleh konsumen Go-Jek Indonesia. Sebesar 85,20% konsumen menyebutkan layanan Go-Ride menjadi moda transportasi pilihan mereka.

LD FEB UI mengadakan riset pada Oktober-Desember 2017 terhadap 3.465 konsumen yang berada di Denpasar, Balikpapan, Bandung, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya. Survei ini memiliki margin of error +/- 5% dan bekerja sama dengan Go-Jek.

Peneliti LD FEB UI Paksi C.K Walandaow mengatakan, sekitar 63% konsumen menggunakan Go-Ride untuk pulang dan pergi kerja, sekolah, atau kuliah. Layanan transportasi yang diberikan Go-Jek, kata Paksi, menjadi pilihan konsumen karena harganya yang terjangkau.

"Go-Ride dan Go-Car menjadi pilihan karena lebih murah dibandingkan dengan transportasi lainnya," kata Paksi di Hong Kong Cafe, Jakarta, Kamis (22/3).

(Baca juga: Riset FEB UI: Kontribusi Ekonomi Go-Jek Capai Rp 9,9 Triliun)

Selain Go-Ride, Go-Food menjadi layanan kedua yang banyak digunakan konsumen Go-Jek. Sebanyak 73,2% konsumen mengaku Go-Food menjadi layanan yang pernah digunakan mereka.

Paksi mengatakan, tingginya penggunaan Go-Food oleh konsumen karena layanan tersebut tidak lagi hanya digunakan sebagai gaya hidup individual. Go-Food, lanjutnya, juga digunakan sebagai layanan untuk memenuhi konsumsi keluarga.

Berdasarkan riset LD FEB UI, sebanyak 74,2% konsumen menyatakan menggunakan Go-Food untuk konsumsi pribadi. Adapun, 53,8% konsumen menyatakan Go-Food digunakan untuk konsumsi keluarga.

"Sebanyak 35% pengguna Go-Food mencapai biaya pemesanan sebesar Rp 50-100 ribu dengan rata-rata pribadi Rp 100-200 ribu dan rata-rata keluarga Rp 100-200 ribu," kata dia.

Menurut Paksi, hampir 90% pengguna Go-Food memesan makan dari UMKM. Hal ini yang menyebabkan 82% UMKM yang bermitra dengan Go-Jek mengalami peningkatan volume transaksi.

"Sekitar 85% di antaranya mengalami peningkatan volume transaksi lebih dari 5%," kata Paksi. (Baca juga: Berkah Go-Food bagi Pisang Goreng Bu Nanik)

Adapun, Go-Send menempati posisi kelima dari layanan Go-Jek yang pernah digunakan oleh konsumen. Sebesar 22% konsumen mengaku pernah menggunakan layanan ini. Adapun, posisi ketiga ditempati oleh Go-Car (54,70%) dan Go-Pay (38,70%).

Meski hanya bertengger di posisi kelima, Go-Send dianggap menjadi pilihan utama bagi konsumen untuk layanan pengiriman barang. Sekitar 94% konsumen menyatakan tetap memilih atau mempertimbangkan Go-Send bahkan ketika ada jasa serupa lainnya yang menawarkan kesamaan harga.

"Survei menunjukkan bahwa keputusan 63% pengguna dalam membeli barang kerap dipengaruhi oleh ada atau tidaknya layanan Go-Send," kata dia.

 (Baca juga:  Go-Jek: Transaksi Mitra Go-Food Rata-Rata Naik 2,5 Kali Lipat)