Go-Jek: Transaksi Mitra Go-Food Rata-Rata Naik 2,5 Kali Lipat
Telah dua tahun penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi Go-Jek Indonesia meluncurkan fitur pemesanan makanan, Go-Food. Go-Jek mengklaim, rata-rata transaksi mitra Go-Food naik 2,5 kali lipat sejak bergabung.
"Setiap bulan pasti (transaksinya) naik terus, konsisten,” ujar Chief Commercial Expansion Go-Jek Indonesia Catherine Hindra Sutjahyo saat konferensi pers di Djakarta Theater, Jakarta, Jumat (23/2).
Tak hanya itu, jumlah merchant penjual makanan dan minuman yang bergabung sebagai mitra Go-Food pun terus bertambah. “Pertama kali launch dua tahun lalu, merchant tidak sampai 10 ribu, sekarang sudah 125 ribu," ujarnya.
Pemilik gerai Pisang Goreng Madu Bu Nanik, Nanik Soelistiowati mengaku turut mendapat berkah Go-Food. "Bulan pertama (bergabung dengan Go-Food), sehari cuma dua (transaksi). Sekarang bisa 1.400-1.500 yang 80-90% nya itu Go-Jek," kata Nanik pada kesempatan yang sama. Ia kini mempekerjakan hampir 80 pegawai.
(Baca juga: Setelah Astra, Giliran Djarum Umumkan Investasi ke Go-Jek)
Pisang Goreng Madu Bu Nanik merupakan salah satu merchant terlaris Go-Food. Dengan hanya satu gerai di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Pisang Goreng Bu Nanik kini bisa dinikmati seluruh warga Ibu Kota dengan perantara mitra pengemudi Go-Jek.
Hanya, Nanik mengakui kerap ada kendala penjualan akibat cuaca. "Kalau hujan itu sering sepi pesanan. Sepertinya Go-Ride itu malas (ambil pesanan) kalau hujan," tutur dia.
Pada kesempatan itu, ia pun tak segan menyampaikan kunci sukses berbisnis kuliner dan bermitra dengan Go-Food. Yang paling utama, kata dia, adalah ulet, pantang menyerah dan terus berinovasi.
Ia mengatakan, perusahaannya selalu mengeluarkan produk baru minimal satu per tahunnya. "Nanti kami akan keluarkan produk duren dan jagung," kata dia.
(Baca juga: Terima Investasi dari Google hingga Astra, Kapan Go-Jek IPO?)
Senada dengan Nanik, Marketing Director Eatlah, Charina Prinandita pun sepakat bahwa inovasi adalah kunci untuk terus eksis di bisnis kuliner. Salah satu inovasi yang akan dilakukan Eatlah ke depan adalah menyajikan menu makanan ringan. Sebab, selama ini produk yang ditawarkan Eatlah masih berupa makanan berat dengan menu-menu berbahan telur asin.
Charina juga merasakan lonjakan pesanan sejak bergabung dengan Go-Food. Jika semula jumlah pesanan di tiap gerainya hanya sekitar 10 hingga 20 paket, saat ini jumlahnya bisa mencapai 500 per hari. Cabang Eatlah pun sudah berkembang menjadi 11 gerai, dan yang terjauh berada di Bandung.