Perbankan dan Asuransi Adaptasi Perilaku Millenial di Era Digital

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
29/8/2017, 19.49 WIB

Pelaku perbankan dan asuransi mengubah strategi bisnis digital karena pergerakan teknologi yang melaju cepat. Kampanye digital dilakukan dengan cara memperhatikan data dan karakteristik pengguna internet.

Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, pada 2016, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 132,7 juta pengguna. Dibandingkan 2014, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 yang sebesar 88,1 juta orang, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta pengguna.

Peningkatan pengguna digital memicu Bank BCA meluncurkan Digital Command Center. Head of Digital Marketing BCA Duardi Prihandiko mengatakan, tim digital ini bukan hanya mengontrol aktivitas di media digital, tapi juga mengukur dampaknya.

"Fokusnya adalah mengukur aktivitas pemasaran sebagai alat pertimbangan performa kami," ujar Duardi saat diskusi digital marketing di Jakarta, Selasa (29/8).

(Baca juga:  Survei HSBC: Generasi Millenial Ingin Pensiun Di Usia Lebih Muda)

Dia memberi contoh, kampanye digital yang dilakukan bakal diukur oleh tim Digital Command Center sehingga tim pemasaran bisa melihat dampaknya secara langsung. Pada iklan pembelian properti, calon pembeli pasti mempunyai waktu untuk berpikir sehingga angka peningkatan tercatat setelah satu atau dua pekan.

Menurut Duardi, penilaian dari tim Digital Command Center bakal berdampak untuk jangka panjang. Alasannya, mereka akan memiliki data lebih banyak ke depannya sehingga eksekusi produk-produk selanjutnya bakal lebih efektif.

Di sisi penjualan asuransi, Vice President Digital Marketing dan E-Commerce FWD Life Tommy Jenie mengungkapkan, produk yang dijual berubah karena karakter pengguna millenial. "Millenial tidak ingin berkomitmen, sehingga produk diubah dan dikembangkan," kata Tommy pada kesempatan yang sama.

Dia mencontohkan produk Bebas Aksi Flash yang dikembangkan untuk menyasar millenial. Menurutnya, produk asuransi ini sengaja dirancang sekali pakai untuk jangka waktu 7 hari, 1 bulan, atau 3 bulan.

(Baca juga:  Pemerintah Khawatir Generasi Millenial Tak Bisa Beli Rumah)

Target pasarnya adalah anak muda yang akan berlibur. Mereka biasa membeli produk jangka pendek hanya untuk mendapatkan asuransi selama perjalanan. Oleh karena itu, dia berkolaborasi dengan maskapai penerbangan untuk mendongkrak penjualan. "Strategi ini membuat pendapatan meningkat 300 persen," jelas Tommy.

Reporter: Michael Reily