Pengguna TikTok mencapai 800 juta di seluruh dunia saat ini. Tahun ini, pengembangnya yakni Bytedance Technology Co akan berfokus pada sektor pendidikan dengan meluncurkan produk baru, seperti Ruangguru.
Perusahaan melihat pasar pendidikan sangat potensial. Berdasarkan riset iiMedia Research, pendapatan sektor edukasi teknologi (edtech) di Tiongkok diperkirakan 453,8 miliar Yuan atau US$ 63,6 miliar pada tahun ini atau naik 12,3% dibandingkan 2019.
Pengembang TikTok tersebut juga melihat besarnya potensi edtech di tengah pandemi corona. Namun, “tidak seperti produk ByteDance lainnya, kontennya tidak gratis,” demikian kata salah seorang investor di modal ventura kepada 36Kr, dikutip dari Kr-Asia, kemarin (23/4).
Sumber mengatakan, layanan itu akan berbayar RMB 50 atau sekitar US$ 7 (Rp 108 ribu) per bulan. Layanan ini kabarnya bakal didukung kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) guna mendukung pengalaman belajar interaktif.
(Baca: Pengguna Melonjak Akibat Corona, Aplikasi TikTok Diunduh 1 Miliar Kali)
Yang sudah pasti, katanya, layanan baru Bytedance itu akan digunakan untuk pelatihan bahasa Inggris. Teknologi ini diklaim punya kemampuan untuk mengukur dan memberikan umpan balik atas pengucapan yang disampaikan pengguna.
Rencana perusahaan menyasar sektor pendidikan itu pun disampaikan oleh pendiri Bytedance Zhang Yiming kepada karyawannya, melalui surat. Pesan itu memuat tentang restrukturisasi organisasi.
Dalam surat itu, Zhang menekankan pentingnya sektor pendidikan pada 2020. Hal ini juga sudah ia sampaikan saat menghadiri acara konferensi pendidikan di Tiongkok pada 2017 lalu.
Zhang mengatakan kolaborasi antara perusahaan teknologi dan lembaga pendidikan tidak bisa dihindari. (Baca: Senator AS Kaji Aturan Melarang Pegawai Pemerintahan Pakai TikTok)
Sebenarnya, ByteDance sudah meluncurkan platform pembelajaran online Gogokid pada 2018. Namun, platform ini tidak berkembang dan perusahaan memberhentikan 70% karyawan pada tahun lalu.
Pada Mei 2019, ByteDance kembali membuat platform pendidikan online dengan nama Dali Ketang. Bytedance berkerja sama dengan Universitas Tsinghua dan Universitas Peking, memberikan layanan pembelajaran online matematika dan bahasa bagi pelajar.
Di India, TikTok juga bermitra dengan startup edtech lokal seperti Vedantu, Toppr, Made Easy, dan Gradeup. (Baca: Pengguna Startup Pendidikan Melonjak Selama Masa Belajar di Rumah)
Sejauh ini, TikTok memang mendongkrak pendapatan Bytedance. Valuasi perusahaan bahkan naik menjadi US$ 80 miliar pada 2018.
TikTok pun menunjukkan perkembangan unduhan dan pengguna yang pesat. Berdasarkan data analitik SensorTower, aplikasi TikTok diunduh 740 juta kali di Apple Store dan Google Play Store pada tahun lalu, dan menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh kedua di dunia.
Jumlah penggunanya juga hampir menyamai Instagram yang mencapai lebih dari 1 miliar. (Baca: Punya 625 Juta Pengguna Aktif, TikTok bisa Lebih Besar dari Instagram)