Tertolong Pandemi, Ruangguru Raih 22 Juta Pengguna Baru Selama 2020

Desy Setyowati|KATADATA
Pendiri sekaligus Chief of Product and Partnership Ruangguru Iman Usman (paling kiri) dan CEO sekaligus pendiri Ruangguru Adamas Belva Syah Devara (paling kanan) saat konferensi pers terkait lima tahun Ruangguru. Perusahaan itu mengisyaratkan dapat tambahan modal tahun ini.
Editor: Pingit Aria
7/1/2021, 11.21 WIB

Terbatasnya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di tengah pandemi Covid-19 membuat kinerja startup teknologi pendidikan (edtech) moncer selama 2020. Ruangguru misalnya, mengalami lonjakan pengguna sebesar 46% menjadi 22 juta akun sepanjang tahun lalu.

Pendiri dan Direktur Produk & Kerja Sama Ruangguru Iman Usman mengatakan, peningkatan pengguna terjadi setelah Pemerintah mengumumkan berlakunya pembelajaran jarak jauh pada Maret 2020 lalu. Kebijakan itu diambil untuk menghindari penularan virus corona.

"Fungsi dan keberadaan produk, layanan, serta inovasi Ruangguru semakin relevan di tengah pandemi," katanya dalam siaran pers, Rabu (6/1).

Perusahaan kemudian menjalankan berbagai macam strategi untuk menggaet pengguna. Di antaranya, fitur Sekolah Online Ruangguru Gratis yang telah dimanfaatkan oleh lebih dari 10 juta siswa di Indonesia.

Ruangguru juga memberikan kuota internet gratis untuk mengakses aplikasinya. Untuk program kuota gratis itu perusahaan bekerja sama dengan berbagai penyedia layanan telekomunikasi.

Pada 2020, perusahaan juga membuka 250 modul pelatihan guru yang telah diakses lebih dari 200 ribu tenaga pengajar. Kemudian, Ruangguru memberikan beasiswa belajar kepada anak-anak tenaga medis, anak kurang mampu di daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T), dan anak yatim piatu di ratusan panti asuhan.

Selain itu, perusahaan juga memberikan akses Kelas Gratis Skill Academy kepada 300 ribu individu untuk peningkatan kompetensi kerja. Skill Academy juga menjadi mitra resmi platform digital Kartu Prakerja yang diluncurkan selama pandemi Covid-19.

"Serangkaian program itu sebagai bentuk kepedulian untuk meringankan beban para pihak yang terdampak pandemi," kata Pendiri dan Direktur Utama Ruangguru Belva Devara.

Tak hanya di Indonesia, pada masa pandemi Covid-19, perusahaan melakukan ekspansi ke Thailand dengan brand StartDee. Di tahun pertamanya, aplikasi ini telah digunakan oleh lebih dari 200 ribu pengguna di Negeri Gajah Putih.

Setahun sebelumnya, Ruangguru juga melakukan ekspansi ke pasar Vietnam dengan merek Kien Guru. Kini, jumlah pengguna Kien Guru lebih dari 700 ribu. 

Ruangguru merupakan salah satu startup terbesar Indonesia, simak Databoks berikut: 

Masa Panen Edtech

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain and Company, aplikasi pendidikan di Asia Tenggara diunduh 20 juta kali sepanjang Januari-Agustus 2020. Jumlahnya naik tiga kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya enam juta.

Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan bahwa pada awal pemberlakuan PJJ, ada 68,73 juta siswa yang harus belajar dari rumah. Sebanyak 41,6% di antaranya merupakan pelajar tingkat sekolah dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah/sederajat. Lalu 19% merupakan siswa tingkat sekolah menengah pertama (SMP)/MTs/sederaja. Sekitar 6% lainnya yakni pengajar.

Lonjakan juga dialami oleh startup edtech lainnya seperti Quipper. Startup ini dalam kurun waktu sepekan sejak aktivitas sekolah ditiadakan sementara sudah ada 20 ribu kelas online digelar. 

Penggunanya dalam sepakan bisa mencapai 8.683 guru dari 4.492 sekolah. Penggunaan aplikasinya yaitu Quipper School tercatat meningkat 30 kali lipat selama pandemi corona.

Begitu juga dengan startup edtech Zenius. Jumlah pengguna Zenius tumbuh lebih dari 10 kali lipat selama Maret hingga Desember 2020. Retensi pengguna pun mencapai lebih dari 90%. 

Penggunaan platform edtech di masa pandemi juga mendorong peningkatan pendapatan perusahaan. Zenius mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 70% secara tahunan (year on year/yoy) lebih selama semester kedua 2020.

Zenius mengatakan, hampir 50% pendapatannya berasal dari segmen live class. Sedangkan kehadiran pengguna di setiap kelas rerata 400 siswa.

Bahkan di awal tahun ini Zenius juga mendapatkan pendanaan pra-seri B dari OpenSpace Ventures dan Alpha JWC Ventures.

Chief Investment Strategist Temasek Rohit Sipahimalani mengatakan bahwa startup di sektor edtech menjadi diminati karena pandemi. Ia sempat memperkirakan bahwa investor akan berfokus pada startup sektor edtech, kesehatan (healthtech), dan teknologi finansial (fintech). 

"HealthTech dan EdTech  memainkan peran penting selama pandemi Covid-19, dengan tingkat adopsi yang sesuai," kata dia saat konferensi pers virtual terkait ‘e-Conomy SEA 2020’, November tahun lalu (24/11/2020).

Ia menyebutkan, pendanaan ke startup pendidikan regional US$ 270 juta pada tahun lalu. Jumlahnya naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan 2018 US$ 80 juta.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan