Startup enabler YCombinator telah menggelar program inkubator startup global bertajuk YCombinator Winter 2022. Indonesia menyumbang jumlah startup terbanyak yang mendapatkan pendanaan di kawasan Asia Tenggara pada program itu, yakni 16 startup.
Di Asia Tenggara, YCombinator memilih 33 startup yang mendapatkan pendanaan. "Setengahnya berasal dari Indonesia," demikian dikutip dari Tech in Asia, Kamis (31/3).
Sedangkan, 10 startup lainnya berkantor pusat di Singapura. Lima startup berasal dari Vietnam, dua startup berasal dari Malaysia.
Ke-33 startup dari Asia Tenggara menawarkan solusi untuk vertikal industri, seperti teknologi finansial (fintech), quick commerce, software as a service (SaaS), hingga blockchain.
Di Indonesia, sejumlah startup yang berhasil terpilih mengikuti program YCombinator di antaranya CrediBook, Fresh Factory, Dropezy, Bananas, Radius.
Kemudian, ada Aigis, Deal SejutaCita, Lumina, Finku, Pina, Sribuu, Rocket Pocket, UpBanx, Transfez, Bipi, dan Blocknom.
Kesemua startup yang lolos dalam program tersebut akan mendapatkan investasi awal dari YCombinator sebesar US$125 ribu atau Rp 1,7 miliar. YCombinator kemudian mendapat 7% saham dari masing-masing startup terpilih.
Selain pendanaan, startup yang terpilih akan mendapatkan pelatihan, pengembangan bisnis, hingga dukungan dari jaringan dari YCombinator.
YCombinator telah menerima 17.000 pendaftar dari seluruh dunia untuk mengikuti program tersebut. Namun, YCombinator hanya mendanai 414 startup.
Dikutip dari situs resminya, YCombinator memilih startup tersebut mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya ide bisnis, penggalangan dana sebelum mengikuti program, kemudian pendapatan bulanan lebih dari US$ 50 ribu atau Rp 717 juta.Di sisi lain, Indonesia memang mempunyai banyak startup. Berdasarkan data Startup Ranking, Indonesia berada di urutan kelima dari sisi jumlah startup terbanyak di dunia, yakni 2.305.
Negara dengan startup paling banyak di dunia yakni Amerika Serikat (AS), 69.565 perusahaan. Disusul oleh India (11.819), Inggris (6.025), dan Kanada 3.145.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan, siklus startup di Indonesia juga menjadi lebih cepat. Menurutnya, percepatan ini bukan karena pandemi corona.
“Timing siklus ini terkait maturity dari sektor dan perjalanan startup yang bersangkutan dari sisi traction dan fase milestones,” kata Edward kepada Katadata.co.id, tahun lalu (15/10).
Belum lagi, Indonesia juga banyak menghasilkan unicorn atau perusahaan rintisan dengan valuasi di atas US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun.
Di Indonesia, DailySocial.id mencatat ada delapan unicorn baru Indonesia tahun lalu. Mereka yakni JD.ID, Blibli, Tiket.com, J&T Express, Kredivo, Ajaib, Xendit, dan Kopi Kenangan. Dengan begitu, Indonesia total memiliki 12 unicorn, termasuk Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Selain itu, satu decacorn yakni Gojek.
Akan tetapi, data CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies' menunjukkan, Nusantara mencatatkan lima unicorn baru tahun ini yaitu J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, Xendit, dan Kopi Kenangan. Nama OnlinePajak sempat masuk lis CB Insights tersebut, tetapi belakangan menghilang.
Meski begitu, Indonesia memiliki dua decacorn yakni J&T Express dan Gojek. Decacorn adalah sebutan startup yang mempunyai valuasi lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun.
Hurun Global Unicorn Index 2021 mencatat, valuasi J&T Express US$ 20 miliar (Rp 285 triliun). Nilanya lebih besar ketimbang Gojek US$ 10,5 miliar (Rp 150 triliun).