East Ventures memimin pendanaan kepada startup jasa pengiriman logistik Superkul. Perusahaan rintisan ini menyediakan layanan berbasis rantai dingin (cold chain) dan pendingin (chiller) mil terakhir (last-mile).
Co-Founder sekaligus CEO Superkul Cathrine Susilowati Prajitno tidak memerinci nilai investasi yang diperoleh. Ia hanya menyampaikan, dana segar ini akan dipakai untuk meningkatkan operasional.
Caranya, dengan menambah armada operasional, memperluas tim, dan meningkatkan kapasitas platform digital. Ia juga ingin membangun platform untuk mid-mile guna melengkapi layanan yang ditawarkan.
“Kami senang menjadi bagian dari ekosistem East Ventures yang kuat,” kata Cathrine dalam keterangan pers, Kamis (25/8).
Ia optimistis, pendanaan tersebut membantu Superkul dalam menyediakan solusi logistik rantai dingin dan pendingin untuk para pelaku bisnis di Indonesia. “Kami yakin dapat memanfaatkan kebutuhan dan momentum ini untuk terus memberdayakan masyarakat dalam bertumbuh secara keseluruhan,” ujarnya.
Cathrine memiliki pengalaman di bidang logistik dengan bekerja di bisnis keluarganya sejak 2005. Dari sini ia menyadari pemain layanan pengiriman rantai dingin mil terakhir sedikit sekali di Indonesia.
Padahal layanan itu dibutuhkan, terutama oleh produsen bahan makanan dan kuliner.
“Mereka kehilangan banyak pelanggan potensial,” katanya. Sebagian besar pelanggan ragu membayar biaya pengiriman yang lebih tinggi dan memilih solusi kurir mil terakhir berbiaya rendah, sehingga produk yang diterima tidak segar, busuk, maupun rusak.
Superkul yang berdiri pada 2020 berfokus mengintegrasikan solusi teknologi ke dalam operasi logistik. Startup ini menawarkan armada sepeda motor yang dilengkapi dengan kotak pendingin yang dapat membawa -22?C hingga 10?C.
Kotak pendingin yang disebut Superkul box itu memastikan suhu pengiriman konstan. Metode pengirimannya yakni pada hari yang sama (sameday) dan perencanaan rute terdekat.
Solusi yang ditawarkan oleh Superkul yakni mencegah suhu tidak stabil selama pengiriman. Teknologi ini memastikan para pelanggan menerima kualitas barang terbaik dan sekaligus meningkatkan keamanan dan kebersihan makanan.
Superkul juga menghilangkan kebutuhan akan kemasan tambahan dan thermo-freeze sekali pakai untuk pengiriman. Ini membantu para pemilik bisnis dan pelanggan menghemat uang dan menghindari biaya pengiriman lebih mahal.
Dengan solusi tersebut, Superkul menyasar industri makanan dan minuman, produsen bahan makanan segar hingga industri kesehatan dan farmasi.
Superkul saat ini beroperasi di sebagian besar kota metropolitan, terutama di Jakarta dan Bandung.
Startup itu telah melayani lebih dari 231 klien. Selain itu, bekerja sama dengan PT Sekar Bumi Tbk sebagai mitra dalam menyediakan armada Mobile Store.
Superkul menargetkan pengoperasian 100 armada pada paruh pertama 2023. Startup ini juga akan memperluas pasar ke kota-kota besar di Indonesia dengan menyediakan layanan pengiriman mil terakhir, aggregator middle-mile, dan cross docks.
Principal East Ventures Devina Halim mengatakan, logistik rantai dingin menjadi industri yang besar di Indonesia. Nilai pasarnya US$ 4.97 milyar atau Rp 73,6 triliun tahun lalu.
Tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun 10,2%. Nilai pasarnya diperkirakan US$ 12,59 miliar atau Rp 186,4 triliun dalam 10 tahun ke depan.
“Kami percaya integrasi yang tepat dari operasi dan solusi digital yang disediakan oleh Superkul akan membantu jutaan orang Indonesia meningkatkan skala bisnis mereka,” kata Devina.