Startup India, AS, Cina Tertekan Silicon Valley Bank, Indonesia?

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2018
Penulis: Desy Setyowati
14/3/2023, 11.12 WIB

“Untuk beberapa startup, ini bisa menjadi percepatan perjalanan yang positif dari kematangan bisnis dan mengadopsi pola pikir arus utama dalam manajemen keuangan,” ujarnya. “Itu tidak bisa datang lebih cepat untuk beberapa orang.”

Mitra pengelola di Beenext Capital Hero Choudhary mengatakan, runtuhnya Silicon Valley Bank menjadi satu pelajaran utama bagi para startup, termasuk yang berasal dari Asia Tenggara.

“Tempatkan dana di bank besar dan memahami risiko terkait dengan pihak lain, termasuk mitra perbankan, vendor, pemasok, pelanggan, dan lainnya,” kata dia.

Startup teknologi finansial (fintech) seperti Endowus, Stashaway, dan Xendit di Indonesia mengeluarkan pernyataan melalui email kepada pelanggan tentang dampak Silicon Valley Bank kolaps.

“Mereka meyakinkan pelanggan bahwa dana aman dan tidak disimpan di akun Silicon Valley Bank,” demikian dikutip dari DealStreetAsia.

Namun Y Combinator yang dikabarkan menempatkan seluruh dana di Silicon Valley Bank, terkena dampak. Y Combinator berinvestasi di beberapa startup di Indonesia, seperti Ajaib, Pina dan Lumina.

Sepertiga startup di komunitas Y Combinator dilaporkan terkena dampak. Presiden sekaligus CEO Y Combinator Garry Tan mengatakan ada sekitar 3.000 startup yang didukung yang memiliki hubungan dengan Silicon Valley Bank.

Sedangkan hasil survei Y Combinator sebagai berikut:

  • Hampir 400 mengatakan mereka memiliki eksposur
  • Lebih dari 100 mengatakan mereka khawatir tidak dapat menggaji pegawai selama 30 hari ke depan tanpa resolusi cepat untuk permasalahan Silicon Valley Bank

“Seluruh komunitas startup sedang gelisah sekarang,” kata Tan dikutip dari CNBC Internasional, Senin (14/3).

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani