Startup Eks Petinggi Gojek Raih Pendanaan Rp 75 Miliar

Alpha JWC
Co-Founder sekaligus CEO Bunker Shivom Sinha
Penulis: Lenny Septiani
1/8/2023, 14.58 WIB

Startup analisis finansial modern milik mantan vice president strategic finance Gojek, Bunker meraih pendanaan US$ 5 juta atau sekitar Rp 75 miliar. Perusahaan rintisan yang berbasis di Singapura ini berfokus menyasar pasar Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Co-Founder sekaligus CEO Bunker Shivom Sinha mengatakan, perusahaan memiliki klien yang beroperasi di Singapura, Hong Kong, dan Filipina. “Fokus hari ini pasti di Asia Tenggara,” katanya dalam acara konferensi pers Bunker Meluncurkan Software Analisis Keuangan untuk Membantu Bisnis Indonesia Mengidentifikasi Efisiensi, di Jakarta, Selasa (1/8).

Startup Bunker menyediakan layanan perangkat lunak atau software yang dapat menelusuri data melalui pemindaian ribuan baris transaksi dan informasi lainnya. Fitur di dalamnya yakni:

  • Menemukan biaya khusus vendor dan peluang negosiasi syarat pembayaran
  • Mendorong penganggaran ad-hoc
  • Mengelola hubungan investor atau melakukan penggalangan dana dengan proses yang lebih lancar

Mantan petinggi Gojek itu menyampaikan, warga Asia lebih menyukai laporan ketimbang mengeceknya satu per satu. Terlebih lagi, di tengah tantangan ekonomi saat ini, para CEO dan CFO memegang standar tinggi dalam strategi keuangan perusahaan.

Akan tetapi, siklus Financial Analysis and Planning (FP&A) dangkal, lambat, dan menghabiskan terlalu banyak jam kerja setiap bulannya. 

“Data keuangan yang paling lengkap untuk mendapatkan insights kritis dalam perusahaan yakni file pembukuan. Namun proses membongkar dan mengolah data sangat melelahkan,” ujar dia. Terlebih lagi, kemungkinan adanya kelalaian dapat menyebabkan cash flow dan penganggaran yang buruk. 

Oleh karena itu, “Bunker secara efisien menjembatani kesenjangan tersebut, sehingga pemimpin dapat merencanakan dan menjalankan bisnis dengan tepat,” Shivom Sinha menambahkan.

Ia mengatakan, startup Bunker dapat melakukan pembukuan dalam hitungan hari setelah penutupan buku. “Klien kami mencatatkan penghematan biaya minimal 10% dari biaya operasional selama penggunaan pertama,” katanya.

Ia menyampaikan, Indonesia merupakan basis pelanggan terbesar Bunker. Perangkat Bunker pun disesuaikan dengan sistem tim manajemen di Tanah Air dalam mengoperasionalkan data FP&A.

Layanan Bunker mencakup laporan PDF bulanan yang terdiri dari poin, grafik dan tabel dalam bahasa yang mudah dipahami, dan menghadirkan kolaborasi strategis lintas-fungsi.

Bunker terintegrasi dengan software seperti Xero, NetSuite, QuickBooks, Jurnal, Accurate, SAP dan lainnya.

Co-Founder dan Strategic Advisor Jibrilia Alamsjah menyatakan awal mula Bunker berdiri pada 2017 sebagai firma akuntan untuk berbagai perusahaan. Bunker kemudian merancang bagaimana produk dapat melayani Chief-level dengan memanfaatkan pengalaman eksekutif sendiri.

“Bunker memanfaatkan algoritme yang cerdas dalam memproses data buku besar keuangan klien untuk menemukan peluang terbaik yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan seringkali terlewat selama proses audit bulanan manual,” kata dia.

Ia mengatakan bahwa perusahaan ingin membantu usaha menengah ke atas di Indonesia untuk berkembang dan memiliki sistem keuangan yang executive friendly dan yang lebih efisien.

Bunker dapat mengukur dan mempercepat proses perencanaan dan analisa keuangan 30 kali lipat. Selain itu, bisa menyelesaikan analisis keuangan yang biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu menjadi hitungan hari.

“Alat seperti Bunker bukanlah suatu pilihan,” ujarnya. Namun merupakan alat yang sangat penting untuk melindungi bisnis dari hambatan makro.

Tim Bunker terdiri dari para pemimpin yang berpengalaman dengan berbagai latar belakang seperti keuangan, akuntansi dan teknologi dari JP Morgan, Deloitte, PWC, Bursa Efek Indonesia, Meta, ByteDance, dan ST Telemedia.

Pada akhir Juli, Bunker mendapatkan lebih dari US$ 5 juta dari investor termasuk Alpha JWC, January Capital, Northstar Group, GFC, Money Forward dan lainnya, termasuk juga angel investor ternama Chris Lin, Rosemary Hua DeAragon dan Tiger Fang.

Perusahaan bertujuan mendorong startup dan usaha menengah ke atas di Indonesia dalam memasuki era baru dengan profitabilitas cepat dan pertumbuhan yang ideal. 

Partner di Alpha JWC Eko Kurniadi menilai, kemampuan Bunker dalam menyediakan gambaran keuangan yang komprehensif memungkinkan tim keuangan memanfaatkan waktu kerja dengan lebih efisien dan bijak.

Reporter: Lenny Septiani