East Ventures bekerja sama dengan SV Investment asal Korea Selatan meluncurkan dana khusus untuk berinvestasi ke startup Asia Tenggara. Kedua modal ventura ini menargetkan US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Kedua investor startup itu pun meluncurkan ‘East Ventures South Korea fund in partnership with SV Investment’ pada Kamis (5/10). Dana khusus ini bertujuan membuka koridor investasi antara ekosistem usaha di Asia Tenggara dan Korea Selatan, yang meliputi:
- Investasi dana
- Transfer pengetahuan
- Berbagi jaringan (network)
Selain itu, dana khusus tersebut bertujuan:
- Memfasilitasi startup dan perusahaan teknologi Korea Selatan dalam menarik modal asing
- Mempromosikan IPO perusahaan di luar negeri
- Bertukar keahlian dan pengetahuan yang berharga antar-ekosistem
- Memberikan peluang bagi para investor untuk berinvestasi di perusahaan teknologi Asia Tenggara
Dana tersebut akan diinvestasikan kepada startup dan perusahaan yang menjanjikan di beberapa sektor atau industri utama, seperti biotech and healthcare, mobilitas masa depan atau future mobility, teknologi ramah lingkungan, media & konten, dan lainnya.
“Pendanaan ini menunjukkan sinergi kuat antara keahlian mendalam East Ventures dalam ekosistem startup di Indonesia dan Asia Tenggara, serta pengalaman SV Investment yang kaya di pasar Korea Selatan,” kata Managing Partner East Ventures Roderick Purwana dalam keterangan pers, Jumat (6/10).
“Bersama-sama, kami ingin mewujudkan potensi besar dari dibentuknya koridor Indonesia dan Korea Selatan ini untuk membina dan mempercepat pertumbuhan startup di kedua kawasan,” Roderick menambahkan.
Menurutnya, Indonesia memiliki pasar yang sedang berkembang dan kumpulan talenta muda yang melek teknologi. Sementara Korea Selatan mempunyai rekam jejak keunggulan teknologi dan jangkauan global.
Kerja sama modal ventura kedua negara dinilai dapat mempercepat pertumbuhan startup, meningkatkan kemampuan teknologi, dan memanfaatkan peluang besar di Asia Tenggara dan sekitarnya.
Managing Partner SV Investment David Junghun Bang menambahkan, Asia Tenggara memiliki potensi besar. “Kami yakin Indonesia memimpin pertumbuhan sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan ini,” katanya.
Ia menilai kolaborasi dengan East Ventures akan membuka pintu bagi startup teknologi Korea Selatan dan Asia Tenggara untuk berkembang di pasar global.
Sementara Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea H.E. Gandi Sulistiyanto menekankan pentingnya kolaborasi antara Indonesia, Korea Selatan, dan negara lain dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital dan startup.
Ia pun membentuk Divisi Ekonomi Digital dan Kreatif di KBRI tahun lalu. Entitas ini bertugas menjembatani pemangku kepentingan ekonomi digital dan startup Indonesia dengan mitra Korea dan lainnya.