Bos East Venture Ungkap Pendanaan Startup Hadapi Tren 'Musim Dingin'

Muhammad Zaenuddin|Katadata
COE East Ventures Wilson Cuaca (kiri) melakukan sesi foto bersama perwakilan kota/kabupaten penerima penghargaan Apresiasi EV-OCI 2022 kategori Kota/Kabupaten dengan kenaikan indeks tertinggi pada acara Regional Summit 2022 di Aryanusa Ballroom, Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (1/12).
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Lavinda
18/10/2023, 22.05 WIB

Perusahaan rintisan atau startup disebut sedang mengalami masa musim dingin atau tech winter. Bagaimana tren pendanaan startup saat ini?

Tech Winter merupakan istilah populer yang menggambarkan kondisi startup berbasis teknologi mulai gugur satu per satu akibat beragam faktor.

Co-Founder sekaligus Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca menyatakan tren pendanaan startup saat ini berada pada valuasi yang murah.

“Valuasi murah itu karena dari public market sekarang sedang turun semua,” ujar Wilson saat berbincang bersama media di Jakarta, Rabu (17/10).

Menurut Wilson, para pendiri startup kini harus bekerja lebih keras, karena adanya persaingan bisnis yang lebih tinggi. Namun, dia menilai sebagian besar pendiri startup kini memiliki pengetahuan yang baik untuk mengatasi persaingan tersebut.

Wilson juga manyampaikan East Ventures masih aktif dalam berinvestasi startup, meski dalam kondisi tech winter.

Berdasarkan laporan SE Asia Deal Review Q1 2023, pendanaan ke startup Indonesia turun 41% secara kuartalan, dan menyusut 55% secara tahunan pada kuartal I 2023.

Sementara itu, pendanaan ke startup di Asia Tenggara tercatat US$ 2,08 miliar selama Januari – Maret 2023. Nilainya turun 25% secara kuartalan dan 52% dalam perhitungan tahunan.

Sebelumnya, Managing Partner East Ventures Roderick Purwana mengatakan industri startup saat ini berada dalam kondisi ketidakpastian global. Meski pandemi Covid-19 mulai berangsur pulih, tapi masih banyak tantangan lainnya, seperti kondisi geopolitik, perang Rusia - Ukraina, ketegangan Amerika dan Cina, naiknya suku bunga, hingga inflasi.

“Nyatanya memang berdampak ke investor dan ke investasi di bidang teknologi,” ujarnya dalam panel diskusi Equitable and Sustainable Digital Ecosystem acara Katadata IDE 2023 di Jakarta, Kamis (20/7).

Namun, ia menilai di Indonesia masih relatif mumpuni, baik dari sisi ekonomi maupun sisi industri digital.

Dampak dari tech winter pada startup antara lain, adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perlambatan bisnis. Menurut dia, tech winter hanya sebuah siklus yang kemudian akan berganti musim.

“Sebagai modal ventura, kami percaya kesempatan itu selalu ada di masa baik atau di masa susah,” ujar dia.

Reporter: Lenny Septiani