J&T Express resmi mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di bursa saham Hong Kong pada Jumat (27/10). Decacorn sektor logistik ini menyasar pasar 13 negara.
Manajemen J&T Express menyebut investor antusias terhadap IPO perusahaan. Hal ini terlihat dari adanya kelebihan permintaan alias oversubscribed dan berpotensi meraih dana hingga Rp 8,3 triliun.
Namun, IPO J&T Express dibayangi oleh masalah pelanggaran regulasi investasi di Indonesia. Perusahaan menyebut dalam prospektus IPO mengenai risiko-risiko bisnis yang dihadapi, termasuk di Indonesia.
Menurut Undang-Undang Pos Indonesia dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Indonesia menetapkan batas investasi asing 49% pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa kurir.
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Pos Indonesia, perusahaan pos asing dapat membeli saham ekuitas di perusahaan jasa kurir di Indonesia, dengan ketentuan bahwa korporasi itu tidak terlibat dalam operasi di luar ibu kota provinsi di Indonesia.
"Secara praktis dan secara ekonomi tidak mungkin memisahkan operasi kami di antara ibu kota provinsi dari operasi di luar ibu kota provinsi," tulis manajemen J&T Express dalam prospektus IPO.
"Kami menjalankan bisnis melalui konsolidasi entitas terafiliasi, yakni perusahaan induk Indonesia dan anak-anak udshs di Indonesia," demikian dikutip.
Perusahaan telah menandatangani serangkaian pengaturan kontrak dengan perusahaan induk di Indonesia, yang memungkin perusahaan melakukan pengendalian atas entitas-entitas afiliasi yang terkonsolidasi di Tanah Air.
Dengan perjanjian itu, perusahaan akan menerima secara substansial seluruh manfaat ekonomi dari entitas perusahaan afiliasi yang terkonsolidasi di Indonesia.
Perusahaan juga memiliki opsi eksklusif untuk membeli seluruh atau sebagian kepentingan ekuitas dalam entitas afiliasi yang dikonsolidasikan di Indonesia, sepanjang diizinkan oleh hukum di Indonesia.
"Kami menunjuk Hutabarat Halim & Rekan sebagai penasihat hukum kami di Indonesia,” kata manajemen. “Mereka berpendapat, pengaturan kontrak yang kami terapkan di Indonesia mengikat secara hukum dan dapat dilaksanakan oleh holding company dan pemegang saham yang terdaftar di Indonesia, serta mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.”
Besarnya Bisnis J&T Express
J&T Express menyasar 13 negara yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Singapura, Cina, Arab Saudi, Uni Emirat Arab atau UEA, Meksiko, Brasil, dan Mesir.
CEO J&T Express Indonesia Robin Lo mengatakan, perusahaan belum berencana menambah pasar di negara lain. Alasannya, ingin berfokus mengembangkan pangsa pasar di negara yang sudah dirambah.
Ia memperkirakan pertumbuhan bisnis perusahaan tahun ini sekitar 40% - 50%. Proyeksi peningkatan ini lebih tinggi ketimbang kenaikan tahun lalu 30%.
J&T Express mencatatkan 15 juta paket per hari tahun ini. Paling banyak berasal dari pesanan di e-commerce seperti Shopee, berdasarkan prospektus perusahaan. Menurutnya, J&T Express menguasai pangsa pasar logistik kategori kurir di Tanah Air.
“Sekitar 35% - 40% dari total seluruh bisnis ekspres,” kata Robin Lo saat acara media gathering di Jakarta, pada Agustus (15/8).
Berdasarkan prospektus J&T Express, decacorn logistik itu menguasai 22,5% pasar di Asia Tenggara dan 10,9% di Cina. “Kami peringkat pertama di Asia Tenggara dengan pangsa pasar 22,5%,” demikian dikutip dari prospektus IPO J&T Express, pada Juni (20/6).
Dikutip dari CNBC Internasional, Cina menjadi pasar terbesar J&T. Hampir 83% dari total pengiriman paket tahun lalu berasal dari transaksi di raksasa e-commerce seperti Pinduoduo dan Taobao serta Tmall milik Alibaba.
Pada Mei, J&T Express mengakuisisi perusahaan Cina Shenzhen Fengwang Express Co., Ltd 1,183 miliar yuan atau sekitar Rp 2,5 triliun untuk mengembangkan jaringan layanan logistik global.
Jaringan Fengwang Express mencakup 27 provinsi, kotamadya, dan daerah otonom di seluruh Cina. Pendapatannya 3,2 miliar yuan selama tahun lalu.
J&T Express membukukan laba bersih US$ 1,57 miliar tahun lalu. Namun decacorn ini merugi US$ 666,8 juta
Kerugian itu disebabkan oleh kerugian kotor dari operasional di Cina dan perluasan pasar baru pada 2022.
Sebelumnya, valuasi J&T Express disebut setara dengan pengembang alias developer ChatGPT, yakni OpenAI, berdasarkan data CB Insights. Nilai pasar J&T Express dan OpenAI US$ 20 miliar per 7 April, berdasarkan data CB Insights.
Tahun lalu, J&T Express juga menggandeng pemain sepak bola tim nasional Argentina Lionel Messi sebagai duta merek atau brand ambassador.
Berdasarkan laman resminya, berikut fasilitas yang dimiliki J&T Express di Indonesia:
- Hampir 100 gateway center dengan peralatan yang profesional
- Lebih dari 4.000 titik operasi
- Lebih dari 30.000 sumber daya manusia yang terlatih
- Ribuan armada untuk mendukung layanan kurir antar kota, antar provinsi, dan antar pulau
Sebelum melantai di bursa, berikut daftar pemilik J&T Express berdasarkan laporan Momentum Works mengutip prospektus IPO:
- Pendiri J&T Express Jet Lee 11,54%
- Tencent 6,32%
- Boyu Capital 6,1%
- ATM Capital 5,49%
- 01 Capital Partners 3,1%
- Hillhouse Capital 2%
- GLP 1,99%
- Sequoia 1,62%
- SF Holding 1,54%
- Temasek 0,77%
- SIG atau Susquehanna International Group 0,54%
- China Merchants Bank 0,39%