Influencer sekaligus pendiri startup Ternak Uang Raymond Chin mengungkapkan sulitnya membangun startup. Bahkan ia harus melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK dan mengembalikan uang investor.
Raymond menceritakan perjalanan awal startup Ternak Uang yang berencana membuat platform social investing. Perusahaan rintisan ini menyasar pasar milenial dan Gen Z.
“Kami berharap kedepan ada kolaborasi, joint venture (JV),” kata Raymond dalam unggahan video di YouTube, pada Maret (16/3).
“Kami berharap Ternak Uang kuat dari sisi edukasi dan media, didukung back end untuk monetisasi melalui transaction fee, margin, float, spread, apapun itu di dunia finansial,” Raymond menambahkan.
Startup Ternak Uang pun merekrut lebih dari 100 orang. Mereka juga sudah berdiskusi terkait strategi untuk meraup untung dan exit strategy.
Exit yakni pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian. Caranya bisa melalui pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO), merger atau akuisisi.
Raymond menyampaikan, rencana exit yang dikaji oleh startup Ternak Uang yakni IPO.
Anggaran operasional khususnya untuk menggaji karyawan saat itu Rp 1 miliar per bulan. "Kami overhiring dan overspending dengan asumsi industri bakal tumbuh signifikan secara permanen," kata dia.
Namun rencana yang didiskusikan di awal batal karena salah strategi, kondisi makroekonomi, dan funding tech winter.
“Literal burn terjadi saat kami sudah beroperasi sekitar enam bulan. We built the team and tech, spent money,” ujar dia.
“Suddenly, all the hardwork yang kami lakuin, dengan adanya tech winter, down turn, capital becomes more expensive, fintech menjadi overvalued, banyak startup going down round. Intinya, joint venture tidak terjadi,” ia menambahkan.
Oleh karena itu, startup Ternak Uang memutuskan untuk mengembalikan uang investor. Mereka pun menggelar pertemuan dengan para pemberi dana.
“Disebut buyback, return, void shareholder agreement, apapun itu intinya ‘yuk kita pisah jalan'," ujarnya. "Kami mengembalikan mayoritas uang. Jauh di atas 50%."
Menurut dia, pilihan untuk mengembalikan uang investor itu tepat ketimbang menghabiskannya.
Selain itu, startup Ternak Uang melakukan PHK. Jumlah karyawan yang sebelumnya ratusan pun turun menjadi sekitar 20 - 30.